Begitu aba aba perburuan dimulai,maka setiap perserta langsung mencari sasaran. Mata harus jeli,karena didalam air,antara batu karang dan abalone yang berada dalam cangkangnya sangat sulit untuk membedakan. Bila sudah terlihat,langsung dicongkel dengan obeng,agar terlepas dari batu karang,tapi cangkang tidak boleh pecah.Â
Begitu terlepas dari batu karang dimana Abalone  melekatkan diri, harus berebutan dengan datangnya ombak. Terlambat satu detik saja,maka abalone yang sudah bersusah payah dicongkel raib entah kemana. Yang menghadirkan rasa salut adalah.walaupun sama sama berhak untuk mendapatkan Abalone,tapi sejak awal ikut berburu Abalone,begitu kita mulai berusaha untuk mencongkel abalone,tak seorangpun yang tega merebutnya. Mereka menggeser diri dan mencari lokasi lainnya. Bahkan tadi pagi,karena terlambat satu detik mengambil Abalone yang sudah saya congkel dan ombak datang,maka Abalone tadi bergeser terbawa arus. Tetapi tetiba "tetangga" sesama Pencari Abalone,menyodorkan Abalone kepada saya,sambil berkata:"Excuse me ,this is yours" .Tentu saja saya mengucapkan terima kasih,karena begitu sportif.Â
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saling Menjaga Keselamatan
Walaupun tidak saling mengenal,tetapi dalam bahaya ,semua peserta sama sama saling menjaga keselamatan. Bila ada yang terjatuh maka pasti peserta yang terdekat akan menolong,walaupun sama sekali tidak saling kenal. Walaupun air hanya sebatas pinggang,tapi saking fokus mencari Abalone,tanpa sadar tetiba ada lubang yang cukup dalam .Dan bila terperosok,sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi . Saya sudah pernah terperosok,walaupun tidak sampai jatuh,tapi lumayan betis kaki tersayat batu karang dibeberapa bagian dan seminggu baru sembuh.
Pernah suatu waktu ,putra kami tidak ikut,karena masih berada diluar negeri .Saya nekad  pergi sendirian dan bergabung dengan rombongan. Saat memanjat ke batu karang yang tajam untuk kembali ke pantai,tapi ternyata salah arah,sehingga saya harus memilih:
- melompat turunÂ
- kembali ketempat awal