Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Power of Eating Together

3 Januari 2022   19:10 Diperbarui: 3 Januari 2022   19:25 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merawat Keharmonisan Hubungan Kekeluargaan 

Mungkin sudah pernah menyaksikan,satu keluarga besar masing masing anggota keluarganya hidup secara terpisah dan merasa sudah cukup diwakili hanya dengan komunikasi via What'sApp. Keluarga baru berkumpul bila ada yang menikah. 

Dan yang lebih parah lagi adalah seluruh anggota keluarga baru berkumpul, bila salah satu diantaranya meninggal dunia. Alangkah menyedihkan sekali menyaksikan kehidupan keluarga, yang bagaikan orang tidak saling kenal. 

Tentu saja kita, tidak kepo ingin mengurusi urusan rumah tangga orang lain,melainkan ingin memetik hikmahnya, agar jangan sampai hal yang memalukan dan menyedihkan ini terjadi dalam keluarga kita.

Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir dan kesempatan bagi kita untuk memetik pelajaran dari setiap kejadian betapa pun kecilnya,agar kita semakin mantap dalam memaknai arti hidup berkeluarga. 

Agar sebuah keluarga bisa akur hingga sama sama menua, tentu saja tidak dapat diperoleh secara instant. Butuh proses dan perjalanan hidup yang  panjang. Salah satu cara terbaik adalah dengan membiasakan diri untuk makan bersama keluarga tercinta.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

"Sibuk" Adalah Alasan Klise 

Setiap orang pasti memahami bahwa semua orang sibuk dan sudah terjerat oleh rutinitas kehidupan. Saya mengambil contoh aktual dari keluarga kami di Australia. Putra kami sibuk sepanjang hari,sedang kan isterinya juga sibuk mengurus urusan keluarga dan dapur.

Anak mantu semuanya adalah pekerja. Mereka subuh sudah keluar rumah dan baru kembali bila malam sudah tiba. Jadi bila ada undangan makan bersama keluarga dan semua memberi alasan: "Maaf saya sibuk,tidak bisa hadir". Dan hal ini benar mereka sibuk dari sejak pagi hingga larut malam. Apakah hal ini berarti sudah melegalisir bahwa keluarga sudah tidak mungkin lagi bisa makan bersama? Ntar dulu ya sayang. 

 Perubahan itu bukan hanya sulit,tapi sangat sulit. Jika anda sudah merasa puas dengan gaya dan cara hidup yang sudah dilalui, mungkin sebaiknya tidak mengubahnya. Karena boleh jadi, terdapat banyak keluarga di luar sana yang tidak pernah makan bersama,walaupun hanya satu kali dalam satu tahun satu kali bersam. 

Tetapi jika merasakan bahwa gaya hidup yang sudah dilalui memang perlu dibenahi, maka tidak ada kata terlambat untuk berubah, selama masih hidup. Karena bila tetap melanjutkan hidup dan merasa nyaman,tidak saling ketemu dengan sesama anggota keluarga, jangan berharap keharmonisan keluarga akan mampu dipertahankan.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Filosofi Tentang Makan

Setiap orang  harus makan, karena  sangat penting untuk kelangsungan hidup. Tetapi lebih dari itu makan bersama adalah kerangka hidup berkeluarga. Karena itu kita semua harus melakukannya karena hal ini  menyatukan kita. 

Makanan adalah kehidupan. Ketika kita makan, itu membuat kita merasa baik, dan jika kita berada di sekitar orang yang kita cintai, itu memperkuat perasaan ini. Jika merasa terpaut dengan hubungan keluarga Anda, cobalah merebut kembali waktu makan malam untuk mempertautkan kembali hubungan yang selama ini sudah mulai merenggang 

Alasan paling umum untuk tidak makan bersama adalah karena tidak cukup waktu. Hal ini menjadi alasan untuk apa pun dan tertuang dalam alasan: "Coba bayangkan, subuh saya sudah keluar rumah menuju ketempat pekerjaan dan baru pulang sore hari." Inilah kalimat klise yang sering diulangi dengan lagu yang berbeda. 

Kita semua dikaruniai waktu 24 jam yang sama dalam sehari, tidak peduli kita kaya raya ataupun hanya karyawan. Kalau mengatakan: "saya tidak punya waktu" untuk makan bersama keluarga, itu berarti kita belum menjadikannya prioritas dalam hidup kita. Sepertinya kita tidak memahami utilitas marjinal waktu dan uang. 

Karena itu, sebelum kita terperangkap semakin dalam,maka mulai saat ini, mulailah menyusun rencana untuk makan bersama seluruh anggota keluarga.  

Mengadakan perubahan sikap, memang tidak mudah, tapi inilah satu satunya cara untuk mencegah, agar jangan sampai kita terperosok di jurang tak bertepi.

Sumber bacaan: https://thehappyphilosopher.com/power-eating-together/

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun