Merawat Keharmonisan Hubungan KekeluargaanÂ
Mungkin sudah pernah menyaksikan,satu keluarga besar masing masing anggota keluarganya hidup secara terpisah dan merasa sudah cukup diwakili hanya dengan komunikasi via What'sApp. Keluarga baru berkumpul bila ada yang menikah.Â
Dan yang lebih parah lagi adalah seluruh anggota keluarga baru berkumpul, bila salah satu diantaranya meninggal dunia. Alangkah menyedihkan sekali menyaksikan kehidupan keluarga, yang bagaikan orang tidak saling kenal.Â
Tentu saja kita, tidak kepo ingin mengurusi urusan rumah tangga orang lain,melainkan ingin memetik hikmahnya, agar jangan sampai hal yang memalukan dan menyedihkan ini terjadi dalam keluarga kita.
Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir dan kesempatan bagi kita untuk memetik pelajaran dari setiap kejadian betapa pun kecilnya,agar kita semakin mantap dalam memaknai arti hidup berkeluarga.Â
Agar sebuah keluarga bisa akur hingga sama sama menua, tentu saja tidak dapat diperoleh secara instant. Butuh proses dan perjalanan hidup yang  panjang. Salah satu cara terbaik adalah dengan membiasakan diri untuk makan bersama keluarga tercinta.
"Sibuk" Adalah Alasan KliseÂ
Setiap orang pasti memahami bahwa semua orang sibuk dan sudah terjerat oleh rutinitas kehidupan. Saya mengambil contoh aktual dari keluarga kami di Australia. Putra kami sibuk sepanjang hari,sedang kan isterinya juga sibuk mengurus urusan keluarga dan dapur.
Anak mantu semuanya adalah pekerja. Mereka subuh sudah keluar rumah dan baru kembali bila malam sudah tiba. Jadi bila ada undangan makan bersama keluarga dan semua memberi alasan: "Maaf saya sibuk,tidak bisa hadir". Dan hal ini benar mereka sibuk dari sejak pagi hingga larut malam. Apakah hal ini berarti sudah melegalisir bahwa keluarga sudah tidak mungkin lagi bisa makan bersama? Ntar dulu ya sayang.Â