Prinsip hidup orang di sini adalah "Kalau bisa beli, mengapa ambil yang gratis?" Biarlah orang lain yang membutuhkan yang mengambilnya. Bahkan setiap hari Minggu selalu ada aneka ragam roti yang diletakkan diatas meja dan boleh dibawa pulang oleh yang berkenan. Tapi tidak ada yang tergerak mau mengambilnya sehingga yang membawa roti sampai menyodorkan roti dan minta agar dibawa pulang. Karena sudah cape membawa dari rumah, masa iya dibawa pulang lagi karena tidak ada yang mau mengambilnya?
Pola pikir yang aneh dan unik menurut kita. Tapi seperti kata peribahasa "Lain padang, lain belalangnya" Lain negeri lain pula adat istiadatnya.Â
Semua roti yang disediakan masih hangat. Begitu juga hadiah yang tampak berjejer di bawah pohon Natal, bukan pakaian bekas, melainkan biskuit dan cokelat, serta aneka ragam makanan kaleng. Â Kasihan yang menyumbang karena semua yang hadir merasa sanggup membeli.Â
Seandainya diterapkan di negeri kita, pasti orang yang menyumbang sangat senang ,karena melihat sumbangannya disambut dengan senang hati.Â
Selamat Merayakan Hari Raya Natal bersama keluarga tercinta , bagi yang merayakan.Â
Catatan :
Semua foto adalah  foto Dokumentasi pribadi yang belum pernah dipublikasikan .Terima kasihÂ
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H