Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saat Hadapi Overlapping Pekerjaan Apa yang Harus Dilakukan?

15 Desember 2021   09:25 Diperbarui: 18 Desember 2021   07:03 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.bigstock.com

Tidak Selalu Keadaan Terjadi Sesuai Planning Kita

Setiap orang tentu ingin sekali dapat menikmati hidup secara teratur . Menekuni pekerjaan sesuai planning dan juga ada waktu untuk family time. Tetapi hidup tidak selalu sesuai rencana. Bisa saja tetiba terjadi hal tak diduga sehingga seluruh rencana awal brantakan. Misalnya, rencana awal adalah:

  1. melakukan kontak bisnis dengan calon Pembeli
  2. janji konfirmasi tentang jadi atau tidak untuk menanda tangani Sales Contract
  3. melakukan negosiasi untuk urusan pengembangan usaha
  4. janji mau makan siang bersama keluarga
  5. janji mau ketemu pimpinan bank untuk meningkatkan plafond kredit 
  6. dan seterusnya

Tetiba ada masalah dengan pengiriman barang karena Sertifikat Quality belum diterbitkan karena kualitas barang yang siap dikapalkan menurut Instansi yang berhak menerbitkan Sertificate of Quality, tidak sesuai dengan standard. Nah, jadi bingung kan? Mana yang mau didahulukan? 

Mengingat berurusan dengan Birokrasi tidak mungkin dalam hitungan menit, boleh jadi butuh waktu yang panjang. Misalnya pengambilan ulang sample barang yang akan dikirimkan atau seperti biasanya melakukan negosiasi. Berarti janji untuk melakukan kontak jual beli akan tertunda dan calon Pembeli tidak suka pada mitra bisnis yang tidak tepat janji, serta akan berakibat putusnya hubungan bisnis. 

Lalu bagaimana pula dengan janji makan siang bersama anak isteri?  Janji mau ketemu pimpinan bank akan mengalami penundaan. Padahal untuk dapat kesempatan berbicara dengan Kepala bagian kreditnya bukan perkara mudah karena saking banyaknya yang ingin bertemu. Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita? 

Pedomani The Law of Priorities

Bila menghadapi hal semacam ini sudah membuat panik, berarti belum siap untuk menjadi seorang Pebisnis tulen. Mungkin cocok untuk jadi pemilik Kios atau toko yang tugasnya hanya melayani calon pembeli. Tetapi bila sudah siap untuk go international dalam berbisnis, maka sudah harus mempersiapkan mental bahwa suatu waktu, pasti akan berhadapan dengan situasi di mana kita harus memilih. 

Dan setiap pilihan tidak akan terlepas dari resiko sebagai konsekuensi logis dari sebuah tindakan. Seperti yang pernah saya tulis dalam buku saya yang berjudul "Your choice is your life", hidup ini adalah masalah memilih. Life is the matter of choice. Dan setiap pilihan selalu mengandung konsekuensi.

Maka bila menghadapi hal ini, tetaplah tentang. Ingatlah akan hukum prioritas .  Kerjakanlah yang merupakan prioritas pertama, yakni yang mengandung resiko terbesar di antara semua hal yang mau dikerjakan. 

Jangan hiraukan bahwa akan ada reaksi tidak menyenangkan karena kita membatalkan janji yang sudah disetujui. Karena memang begitulah hidup ini. Usai satu urusan, maka bergeraklah untuk urusan kedua. Jangan menghindar dari rasa tanggung jawab. Minta maaf karena kita terlambat dan selanjutnya lanjutkan dengan prioritas lainnya. 

Cara seperti ini, sekaligus merupakan momentum latih diri untuk kelak menjadi sosok Pebisnis sejati yang tidak mudah goyah hanya karena menghadapi overlapping pekerjaan.

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman menjadi Pebisnis dan sekaligus Eksportir selama hampir 20 tahun. Semoga bermanfaat

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun