Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bagaimana Kami Merawat Cinta agar Awet hingga Sama-sama Menua

8 November 2021   20:24 Diperbarui: 8 November 2021   20:38 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Dikala kita masih kecil saat tangan tangan mungil kita dipegang oleh orang tua, rasanya hadir rasa aman dan nyaman dalam hati. Perasaan bahwa diri kita tidak sendiri. Kita berani jalan ditempat gelap karena ada orang tua, entah ayah ataupun ibu yang memeganga tangan kita. Dan saat sudah dewasa, maka gantian yang memegang tangan kita tentu bukan lagi orang tua kita melainkan pasangan hidup atau soulmate kita. Berjalan sambil berpegangan tangan dapat dimaknai "You'll never walk alone " atau "I will always beside you, where ever you go and what ever you do"

Ada bejibun teori bagaimana menyatakan cinta kasih yang tulus terhadap pasangan hidup, tentu boleh saja setiap orang secara bebas memilih prinsip yang sesuai dengan hati nuraninya. 

Boleh jadi apa yang saya tulis disini mungkin akan terasa kuno dan tidak uptodate juga tidak mengapa. Setidaknya bila ada satu orang saja yang merasakan manfatnya dari membaca tulisan ini, saya sudah bersyukur karena berarti tidak sia sialah saya menghabiskan waktu untuk menulis tulisan ini.

Dokpri
Dokpri

Saling Berpegangan Tangan Sejak Menikah Hingga Kini 

Bagi sebagian orang, mungkin tampak aneh bahwa dua orang yang sudak Opa dan Oma masih jalan berpegangan tangan bahkan masih tetap mesra mesraan walaupun didepan anak cucu.  Bagi kami tidak menjadi masalah, karena merasa dengan menjalani hidup seperti ini kami mampu merawat cinta kami hingga sama sama menua

Sentuhan fisik yang menenangkan dapat segera mengurangi stres dan mengurangi beban batin. Meraih tangan orang yang dicintai adalah reaksi alami ketika  merasa cemas dan melakukannya akan menenangkan hati. 

Sewaktu saya terbaring di rumah sakit dengan tangan dan kaki dipasangi infus, saat isteri saya datang dan memegang tangan saya dengan lembut, rasa sakit saya serasa mereda. 

Begitu juga saat saya akan menghadapi operasi untuk ketiga kalinya di Rumah Sakit Mount Elisabeth di Singapore, isteri saya duduk disamping tempat tidur sambil menggengam tangan saya dan berbisik "jangan kuatir ya Koko, Lin doakan koko dengan sepenuh hati." Rasanya hati saya menjadi mantap saat didorong masuk keruang operasi untuk ketiga kalinya.

Dokpri
Dokpri

Setiap Malam Kami Berdoa Sambil Berpegangan Tangan

Bagi kami berdua, berdoa sambil berpegangan tangan bukan hanya saat di gereja, tapi juga dirumah saat jelang tidur dan kami berdoa bersama sama. Terasa doa kami seakan mengental dan menjadi satu. 

Hal ini kami lakukan sejak baru menikah hingga sudah jadi Makco dan Kongco. Kalau ada hal yang mengganjal, kami saling memaafkan sebelum mulai berdoa. Karena berdoa dengan hati yang jengkel tak ada gunanya karena hanya merupakan seremonial saja, tapi tidak menyentuh hati.

Dokpri
Dokpri
Sentuhan fisik adalah salah satu dari lima bahasa cinta yang dikembangkan oleh pakar hubungan Dr. Gary Chapman. Orang dengan bahasa cinta ini merasa dicintai dan sering mengungkapkan cintanya  melalui sentuhan fisik dengan pasangannya. Berpegangan tangan adalah cara sederhana yang tersedia untuk menunjukkan kepada pasangan bahwa kita  mencintai dirinya dengan setulus hati.

Siapa yang lebih dulu mulai,tidak ada masalah. Sambil duduk ditepi pantai dan memandangi indahnya pesona alam.sambil saling menggengam tangan, sungguh menghadirkan kebahagiaan tak terhingga.

Jadi, bahasa cinta itu tidak perlu rumit rumit. Bahkan tanpa berkata apapun sambil duduk saling mengenggam tangan, energi cinta sudah saling mengalir dan menyatu. 

Mengapa harus malu? Kan yang digenggam tangan pasangan hidup kita sendiri.\?  Kami sudah membuktikannya selama 56 tahun. 

ket.foto: semua foto dokumentasi pribadi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun