Ini Buktinya
Kalau seorang Kompasianer ,mau mengutip dari sumber berita,ada syaratnya,yakni tidak boleh melebih sekian persen kutipan. Kalau ternyata entah sengaja atau karena tidak dapat menakar dengan baik mengenai persentase tulisan yang dikutip,sehingga melebihi takaran yang semustinya,maka resikonya.Â
Dikirimi Surat Cinta,yang isinya: "Tulisan anda terpaksa kami hapus ,karena melanggar ketentuan, karena mengutip melebihi yang diperbolehkan. " Dan tentu saja sebagai seorang yang sudah diberikan ruang untuk menulis,tentu saja aturan ini ,harus ditaati,baik dimengerti ataupun tidak.
Tetapi sebaliknya,tulisan kita boleh dikutip seratus persen oleh media lainnya. Sebagai contoh, tulisan saya tentang teknisi Air Asia yang bunuh diri,dengan judul:" Dihantui rasa bersalah, teknisi QZ8501 Bunuh Diri".
Hal ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa Penulis di Kompasiana hanya bisa membuat kebisingan semata mata. Ini hanyalah sekedar sebuah contoh. Ada banyak contoh lain lagi, bahwa tulisan di Kompasiana di jadikan referensi oleh media lainnya
Di satu sisi, kita mungkin jengkel tulisan kita dikutip tanpa pemberitahuan, tapi disisi lain, hal positifnya adalah bahwa tulisan di Kompasiana, merupakan sumber yang dapat dipercaya, sehingga media lain, mau menjadikan sebagai referensi.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H