Misalnya bila calon menantu, pekerjaaannya adalah memetik buah diperkebunan atau menyusun barang di gudang,maka calon mertua mikir dulu untuk menerimanya sebagai  menantu. Tapi kalau calon menantu adalah PNS, maka calon mertua dengan senyum manis akan menerimanya. Karena sudah ada jaminan bahwa puterinya tidak bakalan terlantar.
Hal ini berbeda dengan di Australia. Seorang  wanita tidak malu menyebutkan bahwa suaminya adalah Tukang Batu atau Tukang Las,karena gaji Tukang Batu atau Tukang Las, bisa lebih besar dibandingkan gaji orang kantoran. Cucu kami sewaktu masih kuliah, kerja menyusun barang di mall dan satu lagi kerja sebagai karyawan di toko roti.Â
Hal ini bukan karena orang tua tidak mampu bayar uang kuliah,melainkan cara orang di Australia mendidik anak anak mereka ,untuk kelak menjadi Sarjana yang siap pakai. Buktinya, begitu siap di wisuda ,tidak sempat berlama lama dirumah, seminggu kemudian sudah diterima sebagai karyawan salah satu bank terkemuka .
Kerja Diluar Negeri Kehilangan Jiwa Nasional?
Ada dua sudut pandang tentang orang Indonesia yang berkerja di luar negeri. Yang tidak setuju,mengganggap orang Indonesia yang meninggalkan negerinya  untuk kerja di negeri orang adalah orang yang sudah tergerus rasa nasionalnya. Karena setetes keringat untuk kerja keras membangun negara,jauh lebih bernilai dibandingkan kerja keras di negeri orangÂ
Bagi yang mendukung, berpendapat :"Mana yang lebih baik: "menjadi benalu di negeri sendiri atau  menjadi kuli di negeri orang?" Akhirnya kembali kepada pribadi orang yang akan bekerja,karena setiap orang adalah pengambil keputusan untuk nasib dirinya sendiri,bukankah begitu?
Sumber referensi: www.abc.net.au
Tjiptadinata Effendi
Â