Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Tiba-tiba Orang Jadi Gagap?

23 Oktober 2021   05:41 Diperbarui: 24 Oktober 2021   09:17 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menelisik Pernak Pernik Kehidupan

Ada orang yang memang sejak dari sononya mengalami gangguan pada organ komunikasinya, sehingga tergagap gagap saat berbicara khususnya bila dirinya sedang dalam kondisi emosional atau tegang.

Sesungguhnya bukanlah hal aneh,karena tidak ada manusia yang sempurna,karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. 

Setiap orang pasti memiliki kekurangan pada dirinya yang mungkin tidak selalu tampak secara kasat mata. Dan tentu tidak perlu mengumbar kekurangan diri hanya demi mendapatkan rasa simpati orang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Kembali ke Judul

Tetapi ada orang yang sesungguhnya sama sekali tidak ada gangguan pada syaraf komunikasinya dan dapat berbicara selama berjam jam dengan lancar sehingga yang mendengarkan terpesona. 

Tetapi ada kalanya, tetiba orang yang tadinya begitu piawai dalam memberikan berbagai petuah ataupun berkhotbah,tetiba tampak gugup dan gagap.

Sebagai seorang yang sudah hidup di 5 zaman, maka setidaknya saya dapat menangkap signal ini dalam beberapa kali hadir dalam seminar maupun pertemuan antar komunitas selama masih di Tanah Air.

Saat hendak berpidato tentang "Kasih dan pengampunan" tetiba si Pembicara melihat salah seorang tetangganya hadir dalam pertemuan tersebut. 

Tetangganya yang menyaksikan bagaimana si Pembicara menghajar anaknya dengan ikat pinggang hingga berdarah darah. Untuk beberapa detik terpana dan kemudian mengalihkan pembicaraan keluar topik

Di lain kesempatan seorang Pembicara dengan berapi api tentang "Life is to share" bahwa hidup itu baru terasa indah bila kita mampu mengaplikasikan hidup berbagi.

"Because he beauty of life, not depend on how happy my life but how happy the others because of me because of us!" katanya. Maka tepuk tangan membahana dalam ruang pertemuan. Hadirin terkagum-kagum mendengarkan khotbah tentang "Hendaknya Kasih itu jangan pura pura".

Tetiba si Pembicara terhenti sejenak. Di antara yang hadir matanya dapat menangkap wajah salah seorang tetangganya, yang minta tolong di tengah malam, saat anaknya sakit parah, tapi ditolaknya dengan alasan dirinya kurang sehat. 

Sejak saat itu, ia menjadi gugup untuk melanjutkan khothbahnya yang awalnya sangat berapi api. Karena apa yang disampaikannya,sama sekali tidak pernah dipraktikkannya. 

Ini hanya sekedar contoh dan sekaligus mengingatkan,agar janganlah mengajarkan orang tentang cinta kasih kalau kita tidak mengenal apa artinya cinta sejati. Aplikasikanlah terlebih dulu dalam keluarga kita sebelum mengajarkannya kepada orang lain.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Hindari Menjadi Orang Munafik

Tulisan di atas bukan hasil imajinasi, melainkan pengalaman pribadi yang pernah saya alami. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini tetapi menjadi manusia yang munafik sungguh sangat menyedihkan. 

Bercerita tentang kasih dan pengampunan, tetapi dalam perjalanan hidupnya tidak pernah diaplikasikan secara nyata. Walaupun tidak mungkin menjadi sosok yang sempurna, tapi setidaknya janganlah hidup dalam ke pura puraan. Karena orang munafik adalah makluk yang paling rendah diantara semua ciptaan Tuhan Always be your self.

Jadilah diri sendiri, sebagaimana kasih itu jangan pura pura, maka begitu juga jangan ada dusta dalam pembicaraan, maupun dalam tulisan kita.

Hindari noice dan tranformasikan menjadi voice.

Salam sayang dari Australia

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun