Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memelihara Silent Killer di Dalam Rumah Sendiri

18 September 2021   12:42 Diperbarui: 18 September 2021   13:12 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Setiap Saat Dapat Membunuh Kita

Sebagai orang yang pernah merasakan betapa menderitanya menjalani hidup dalam kesakitan,maka walaupun background pendidikan saya sama sekali tidak ada hubungan dengan medis,tapi saya sudah merasakan akibat dari mengonsumsi obat "Pembunuh rasa sakit" yang dikenal dengan nama :"Pain Killer"

Riwayat sakit :

  • Jatuh dari pohon dengan kepala menghantam tanah - geger otak dan berbulan bulan terbaring
  • jatuh dari pohon dan terpancang bambu runcing       - bambu masuk dari paha hingga kebatas perut
  • jatuh dari sepeda motor                                                           - muntah darah 
  • jatuh dari tangga pesawat                                                       - luka paruh paruh yang parah

Sebelumnya,saya tidak pernah menyentuh obat apapun namanya,tapi sejak terkapar akibat jatuh dan geger otak,saya mulai kenal nama obat obat penenang dan mengurangi rasa sakit (pain killer) . Mulai dari paracetamol .valium dan mogadon dan seteusnya. Akbat keseringan minum obat tanpa batas,saya mengalami gangguan jantung,yang kata dokter :"Arithmea " ,jantung berdebar enggak karuan dan serasa mau keluar dari mulut  

Saya tidak peduli lagi berapa dosis yang seharusnya.  Panadol satu kertas habis dalam sehari. Yang penting sakitnya mereda dan saya bisa tidur

Kemudian maag parah . Sewaktu serangan maag datang, begitu sakitnya,sehingga rasa malu hilang .Saya lagi berada di depan pertokoan People's Park di Singapore.sewaktu habis di Operasi di Mount Elisabeth. Serangan maag datang dan saking kesakitan saya berguling didepan orang banyak,karena sudah kehilangan rasa malu.  Langsung dibawa ke rumah sakit dan dirawat.

Disaat seperti inilah dukungan moril dari keluarga amat sangat dibutuhkan  . Karena orang yang sedang kesakitan sangat sensitive .Tersinggung perasaannya dapat menyebabkan penderita melukai orang lain atau melukai diri sendiri. 

Saking Kesakitan Orang Bisa Bunuh Diri

Tetangga saya di Padang, di PHK karena sering tidak masuk kerja,akibat maagnya kambuh. Sore itu ,sempat berbicara dengan saya dan bilang :"Saya  sudah tidak mampu bertahan . Semua obat pain killer sudah saya  minum. Kehidupan keluarga saya jadi brantakan,lantaran saya sakit sakitan"  Belum lagi mertuanya mengomel kepada isteri nya .:" Maksud hati punya mantu dapat ikut meringankan,tapi malah jadi beban"

Saya hanya bisa menasihatkan ,agar jangan putus asa,karena untuk membantu,pada waktu itu hidup kami sendiri sedang morat marit. Saya sampaikan ke isterinya tentang hal ini. Keesokan harinya, tetangga saya ,sebut saja namanya :'Asun," ditemukan tewas akibat menelan semua obat yang ada dalam lacinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun