Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis adalah "Asupan Nutrisi" Merawat Ingatan

5 September 2021   06:02 Diperbarui: 5 September 2021   06:11 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/Amy

Jangan Berhenti Menulis Karena Alasan Apapun

Sebagaimana tubuh kita membutuhkan Nutrisi untuk menjaga dan merawat  fungsi normal dari sistem  kekebalan tubuh agar tetap  sehat,maka ingatan kita juga membutuhkan asupan Nutrisi ,salah satunya adalah dengan membaca dan menulis. 

Karena dengan menulis secara konsisten,kita dipacu untuk terus berpikir dan melakukan olah pikiran. Sasaran utama dalam menuangkan hasil olah pikir dalam ujud sebuah artikel adalah demi untuk merawat ingatan ,agar tetap awet dan tidak digerogoti kepikunan .

Mengalami kepikunan,sungguh sangat menyakitkan ,bukan hanya diri pribadi,tapi juga menyakitkan bagi orang orang yang menyayangi kita. Saya sudah mengalaminya selama lebih dari satu tahun,akibat jatuh dan geger otak. 

Lupa sudah makan atau belum .Lupa mau kekamar mandi untuk apa? Mau mengatakan sesuatu dan sudah diujung lidah ,ee lupa. Sungguh waktu terasa seakan berhenti berjalan.  

Karena itu,saya bertekad,selama Tuhan masih mengizinkan saya menggerakkan jari tangan dan otak saya,maka saya akan terus menulis .Menulis bagi saya pribadi adalah kebutuhan jiwa .

Pembaca Belum Tentu Menulis

Tapi seorang Penulis sudah pasti suka membaca. Dengan membaca dan menulis,maka sel sel otak diremajakan,serta sekaligus menghadirkan manfaat ganda bagi seorang penulis. 

Menurut berbagai peneliitian,dengan menulis maka daya ingat diremajakan dan mampu dirawat hingga akhir perjalanan hidup. Menjadi manusia yang mampu merawat diri,tidak hanya membahagiakan diri pribadi,tapi sekaligus menghadirkan kebahagiaan dalam rumah tangga kita .

Mengenai hasil dari karya tulis kita ,hanyalah merupakan pelengkap atau "upah" kita menulis. Misalnya :

  • dapat label atau tidak
  • berapa banyak dibaca orang
  • berapa banyak yang mengomentari 
  • dapat K reward nggak 
  • Memotivasi diri dengan alasan :
  • mengaplikasikan hidup berbagi lewat tulisan
  • menjadikan hidup bermanfaat dengan berbagi pengalaman hidup
  • meningkatkan kecerdasan diri dalam bidang tulis menulis
  • menjalin hubungan persahabatan dengan sesama Penulis dan Silent Reader
  • mengisi waktu dengan aktivitas positif 
  • menyampaikan saran dan kritik
  • menghadirkan inspirasi bagi orang banyak
  • menghibur orang berduka dengan tulisan kita
  • ikut berperan serta meningkatkan minat literasi bagi masyarakat
  • menyuarakan rasa keadilan 
  • dan seterusnya dan seterusnya

Memutuskan Berhenti Menulis ?

Memutuskan untuk berhenti menulis tentu saja adalah hak privasi setiap orang,yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.Tetapi dengan berhenti menulis,maka semua manfaat ,baik yang dituliskan diatas ,maupun yang tidak tertulis,akan pupus dan hilang. Diri kita akan kembali ketitik nol. 

Dengan duduk melamun dirumah,disamping sangat berbahaya bagi kesehatan diri ,juga tidak sehat bagi keluarga kita. Karena bila satu orang saja sakit didalam sebuah keluarga,maka seluruh isi rumah akan ikut merasakannya. 

Dengan duduk melamun dirumah,karena tidak menulis,maka waktu yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk merawat ingatan dan sekaligus menjadikan hidup kita bermanfaat,sudah kita segel dengan keputusan :"Saya berhenti menulis "

Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya,khususnya bagi yang sedang mengalami kekecewaan,karena merasa tulissan yang yang ditulis dengan susah payah,tidak mendapatkan  apresiasi yang semestinya atau tidak sebagaimana yang diharapkan.

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun