Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gaya Hidup Menentukan Biaya Hidup

27 Agustus 2021   19:29 Diperbarui: 27 Agustus 2021   19:46 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cafe di Burns Beach/dokumentasi pribadi

Setahun Uang Pensiunan Habis Dalam Sebulan

Selama tinggal belasan tahun di Australia, saya dan isteri ,mungkin termasuk orang yang paling betah mengunjungi sesama orang Indonesia. Sebagai contoh, untuk dapat ngopi bareng ,kami dengan senang hati berkendaran hingga dua jam perjalanan. Bukan sekali dua kali,tapi sudah tidak terhitung lagi entah berapa kali. Kalau bertemu dengan sesama orang Indonesia yang sudah lama menetap di Australia,maka yang jadi topik pembicaraan adalah ,anak sudah kelas berapa? Dimana ada restoran Indonesia yang enak masakannya? 

Tapi bila bertemu dengan sesama orang Indonesia,yang datang hanya untuk mengunjungi  keluarga,maka ceritanya menjadi beda topik. Bahkan boleh dikatakan  ,kami berdua lebih banyak jadi pendengar yang baik,untuk mendengarkan curhat dari teman teman sesama orang Indonesia . Keluhan yang paling banyak adalah :

  1. bosan dan pingin cepat cepat pulang ke kampung 
  2. uang pensiun setahun,habis dalam sebulan di Australia
  3. biaya hidup terlalu besar

Salah seorang diantaranya,sebut saja namanya Rudy ,mengatakan :" Pagi pagi anak dan mantu sudah berangkat kerja dan cucu cucu kesekolah. Baru malam harinya kami bertemu untuk makan malam bersama . Kami tidak kemana mana pak Tjip. Hanya jalan kaki pagi dan sarapan di Cafe berdua sama isteri. Kemudian  makan siang di restoran  ala kadarnya. Pak Tjip tahu,belum sebulan disini,sebulan uang pensiun yang saya tabungkan ludes semuanya !"  

Mendengar curhat dari pak Rudy,saya percaya ,kalau belum satu bulan tinggal di Australia,setahun uang pensiun yang ditabungkannya dengan susah payah ludes . Secara simple saja,hitungannya, setiap pagi breakfast di Cafe suami isteri,setidaknya 2 x 15 dollar = 30 dollar .Plus makan siang di restoran ,minimal 2 x 25 dolar = 50 dollar .Total 80 dollar ,pengeluaran dalam sehari.Yang berarti dalam sebulan ,sekitar 30 x 80 dollar = 2.400 dollar sebulan atau setara dengan 25 juta rupiah

Kami  Tinggal di Australia Tapi Hidup Dengan Gaya Indonesia 

Kami bersyukur tempat tinggal gratis ,karena rumah milik putera kami .Begitu juga kendaraan baru adalah hadiah ultah saya ,sehingga kami setiap hari dapat menikmati hidup secara bebas. Kami makan di restoran,bila diajak anak cucu atau bila kami mengundang teman yang datang dari Indonesia, Selain itu,kami sarapan  dirumah dan setiap hari kami keluar rumah,isteri saya selalu membawa bekal yang dimasak dirumah. Kami bisa makan ditaman atau ditepi pantai,tanpa harus mengorek uang banyak makan di Cafe atau di restoran.Malam hari,kami makan malam dirumah. 

Bukan karena pelit,tapi kami sudah terbiasa hidup hemat dan lagi pula jauh lebih enak masakan isteri,ketimbang makan western food di restoran. Menurut isteri saya,pengeluaran untuk makan minum selama satu bulan,hanya berkisar 700 hingga 750 dolar. Kami makan enak dan makan kenyang. Pengeluaran ini ,tidak banyak beda bila dibandingkan saat kami tinggal di Jakarta,di Kemayoran. Jadi besarnya biaya hidup,tergantung pada gaya hidup kita masing masing .

Hidup berhemat bukanlah berarti pelit,tapi mengatur pengeluaran uang secara bijak. Setiap kali ada teman baru datang dari Indonesai,selalu kami jemput untuk diajak makan bersama di restoran .Tapi dalam kondisi sehari harian,kami berprinsip ,kalau bisa makan dirumah,mengapa harus makan di restoran? Kecuali dalam merayakan hari ulang tahun. Itupun yang bayar adalah putera kami. Walaupun beda negara,tapi perinsip bahwa gaya hidup menentukan besarnya pengeluaran setiap bulan,agaknya cukup relevan untuk dijadikan pedoman

Tjiptadinata Effend

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun