Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Proficiat Para Suster yang Merayakan Pesta Intan (Wawancara Online Exclusive)

15 Agustus 2021   20:38 Diperbarui: 16 Agustus 2021   07:35 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi Pengabdian Terhadap  Tuhan dan Kemanusiaan 

Pesta Perayaan 60 Tahun Hidup Membiara yang lazim disebut :"Pesta Intan" yang seharusnya dirayakan secara meriah,tapi karena Pandemi Covid ,maka demi menjaga aturan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,maka Pesta Intan ini hanya dapat dirayakan secara online. 

Dokpri
Dokpri

Salah seorang dari Suster yang merayakan Pesta Intan ,tepatnya tanggal 5 Agustus ,2021 yang lalu adalah Suster Pieta.kelahiran di Kragan Magelang , Jawa Tengah ,pada tanggal 18 Juni 1935. Suster Pieta adalah putri ke 5 dari keluarga Bapak R.M. Margodiharjo. 

Menurut Suster Pieta,pada awalnya ada 10 orang  putri yang berniat untuk meninggalkan segala yang bersifat duniawian dan hidup membiara . 

Tetapi seperti tersurat dalam Kitab Suci:"Banyak yang dipanggil,tapi sedikit yang terpilih" Dan hal ini menjadi nyata dalam proses ke 10 orang putri ini,menjalani hidup membiara. 

Karena ternyata dari 10 orang yang awalnya masuk secara hampir bersamaan di Biara Kongregasi OSF hanya 5 yang mampu bertahan ,hingga mengucapkan kaul kekal.

Dari 5 orang putri yang sudah hidup membiara ini, 2 orang sudah dipanggil Tuhan lebih awal,sehingga tersisa hanya 3 orang Suster hingga ke jenjang perayaan Pesta Intan ini.Yakni Suster Pieta.Suster Ignatine dan Suster Rose Marie ,serta Suster Frederique yang merayakan Pesta Berlian

Dokpri
Dokpri

Misa Dipersembahkan Oleh Imam Yang Adalah Adik Kandung Suster Pieta

Kebahagiaan yang luar biasa ,dapat menjelesaikan perjalanan hidup membiara dengan segala suka dan dukanya,semakin dilengkapi  dengan Misa Syukur yang dipersembahkan oleh Imam,yang adalah adik kandung Suster Pieta sendiri. 

Pastor ini juga baru saja merayakan pesta 40 tahun hidup Imamatnya ,tepatnya pada tanggal 6 Januari 2021 "Kami bersyukur dalam kesempatan ini sekaligus merayakan pesta 25 tahun,40 tahun,50 tahun dan 60 tahun,serta 65 tahun" tulis Suster Pieta dalam pesan via WA kepada saya.

" Puji  Tuhan kami haturkan ,sebab Tuhan setia memanggil kami dalam hidup bakti selama ini. Rasa syukur selalu mengisi seluruh ruang hati ,karena dapat merasakan sukacita dalam hidup berdekatan dengan Tuhan . Kebahagiaan yang juga dirasakan oleh seluruh anggota keluarga dan para sahabat"

Jadi Suster Bukan Berarti Hidup Mengurung Diri di Biara

Suster Pieta sudah membuktikan bahwa hidup membiara  bukan berarti mengurung diri di biara. Karena kasih itu bersifat vertikal dan horizontal  . Mustahil orang mengaku :"mengasihi Tuhan " bila tidak mampu mengasihi sesama yang tampak di depan mata. Dan secara pribadi saya menjadi saksi hidup  .

Saya sudah mengenal Suster Pieta sejak hampir 20 tahun yang lalu dan hubungan persabahatan kami tidak pernah  terputus. Suster Pieta menempatkan diri sebagai sahabat.

Setidaknya sebulan sekali,kami  kan saling bertegur sapa dan saling  menanyakan kabar. Hubungan kekeluargaan yang terjalin selama hampir 20 tahun,menyebabkan kami seperti sudah kakak adik..Usia saya terpaut 7 tahun lebih muda dibandingkan dari Suster Pieta. 

Foto dibawah ini,menampilkan Suster Pieta dan yang berjubah putih satu lagi adalah adik kandung dari Suster Pieta.,bersama keluarga besar di Semarang

Dokpri
Dokpri

Bagaimana Tentang Karir Selama 60 Tahun Hidup Membiara?

Nah,sesungguhnya banyak yang akan saya tuliskan,tentang kiprah Suster Pieta selama menjalani hidup membiara.Tapi pesan Suster Pieta kepada saya:'Bapak Effendi,yang mengenai tugas saya ,mohon jangan ditulis ya. "

Padahal kisah pengabdian Suster Pieta sungguh sangat menyentuh kesendi sendi kehidupan masyarakat .Termasuk memberikan perhatianyang begitu besar kepada orang yang mungkin dianggap sebagai "sampah masyarakat " Justru Disinilah ketulusan hati dalam pengabdian nya diuji. Puji Tuhan  Suster Pieta dan teman teman sepengabdian lulus ujian hidup. 

Dokrpi
Dokrpi

Tetapi  saya memahami ,pesan Suster Pieta,karena tidak ingin menonjolkan dirinya sudah banyak berbuat bukan hanya untuk gereja tapi juga untuk bangsa dan negara Indonesia.  Tapi menepati janji saya pada Suster Pieta,maka bagian dari perjalanan tugas tugas kemanusiaan yang telah dilakukan selama 60 tahun,tidak saya tuliskan disini

Dokpri
Dokpri

Proficiat kepada Para Suster yang merayakan Pesta hidup membiara dan tentunya tak lupa kepada Pastor yang juga merayakan hidup Imamat selama 40 tahun, Selamat berkarya di Ladang Tuhan.

Catatan: sumber berita dan foto foto adalah Suster Pieta ,yang merupakan wawancara online secara tertulis .

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun