Jangan Sampai Terjerumus  Menjadi :" Penulis Kejar Tayang"
Setiap hari menulis bagaikan Sopir kejar setoran  tentu saja bisa . Misalnya menargetkan diri sendiri,setiap hari minimal 10 judul tulisan terposting.Â
Tapi hal yang tidak mungkin dilakukan adalah  menentukan target pembaca. Sekiranya saya bersikap masa bodoh dan terus menulis dengan prinsip :"Pokoknya target 10 artikel setiap hari tercapai"  Mungkin pada awalnya ,masih ada secercah rasa bangga pada diri,karena telah mampu membuktikan,bahwa saya mampu menulis 10 artikel setiap hari.Â
Tetapi selang beberapa hari kemudian saya sadar,bahwa akibatnya saya secara tanpa sadar sudah menempatkan menulis sebagai prioritas utama dalam hidup. Saya mulai mengabaikan ajakan isteri untuk berbelanja atau sudah tidak mau lagi olahraga pagi.Â
Sejak saat itu,menulis sudah bukan lagi menjadi "obat" bagi diri,tapi sudah berubah wujud menjadi racun yang menodai kebahagiaan dan keharmonisan dalam berumah tangga.Â
Ibarat Sopir Kejar Setoran
Kalau kita menyaksikan dibidang kehidupan lainnya,salah satunya adalah kehidupan para Sopir Taksi atau Sopir Angkot,ada istilah "Kejar Setoran" Dan istilah ini bukan hanya sekedar gagah gagahan,melainkan secara de facto ,memang mereka dituntut untuk setor sekian ratus ribu rupiah perhari. Kalau ternyata tidak mampu,maka kendaraan akan ditarik dan berarti ia akan kehilangan mata pencariannya.Â
Akibat seluruh pikirannya,terpancang pada kejar setoran,maka secara sadar ataupun tidak,Pengemudi mengendarai kendaraan tanpa memperhatikan rambu rambu lalu lintas,bahkan terkadang mengabaikan keselamatan para penumpangnya.Â
Misalnya berhenti ditempat yang sudah ditulis :"DIlarang STOP",ia tetap menghentikan kendaraan bilamana ada calon penumpang berdiri disana. Â Tidak jarang,penumpang belum selesai naik,kendaraan sudah dipacu.Â
Hal ini sama sekali bukan urusan kita,hanya sebatas sebagai analogi.untuk menggambarkan,seandainya kita menulis karena terintimidasi oleh pikiran kita sendiri,yakni :"Kejar Tayang"Â
Menulis Adalah Bagian Dari Kesenangan Hidup
Prinsip :One day one article"sama sekali tidak mengurangi kesempatan bagi saya untuk tetap melakukan aktivitas keseharian. Kami tetap jalan pagi ,menikmati secangkir capucicnno sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Bila hari hujan atau udara terlalu dingin,maka kami menikmati pemandangan,sambil tetap berada dalam kendaraan.Â
Sambil duduk dikendaraan,saya memanfaatkan waktu untuk menulis menggunakan Ponsel. Â Bila lagi berada bersama teman teman atau diajak makan oleh anak mantu cucu,maka Ponsel berada dalam kantong .
Sehingga menulis sungguh merupakan bagian dari kesenangan hidup dan sekaligus memenuhi kebutuhan jiwa serta menerapkan hidup berbagi,tanpa harus bersikap seperti Sopir Kejar setoranÂ
Karena itu,terkadang tulisan saya hanya satu artikel sehari,tapi bila saya lagi ada waktu senggang dirumah,boleh jadi dalam sehari menyelesaikan 4 atau 5 artikel dalam sehari . Â Enjoy your life .Nikmatilah hidup kita ,jangan sampai menulis menempati urutan prioritas utama dalam hidup kita. Karena yang utama dan pertama adalah :"Family is the first"
Tulisan ini tentu bukanlah bermaksud kepo mengurusi urusan orang lain. Karena setiap orang berhak untuk menjalani hidup sesuka hatinya. Artikel ini saya sebagai sebuah masukan,yang mungkin bermanfaat,agar jangan sampai menjadi Penulis Kejar Tayang yang dapat merusakkan tatanan kehidupan pribadi kita .Â
Tjiptadinata Effendi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H