Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sikap Kita terhadap Anak-anak Akan Direkam dalam Memorinya

2 Agustus 2021   19:34 Diperbarui: 2 Agustus 2021   19:52 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah Salah Satu Buktinya

Kekeliruan yang seringkali dilakukan oleh orang dewasa,adalah hanya menaruh perhatian terhadap sesama orang dewasa. Keberadaan anak anak,hanya dianggap sebagai pelengkap saja,sehingga kurang memberikan perhatian. 

Padahal kita semuanya tahu bahwa anak anak akan merekam apa yang mereka alami dan rekaman ini akan tersimpan dalam memori alam bawah sadarnya. Bila secara berulang kali bersikap kasar terhadap anak anak,maka ia akan mengingatnya seumur hidup.

Mungkin sudah pernah menyaksikan, saat melayat kerumah duka,tak tampak ada wajah sedih atas diri anak anak almarhum. Bahkan tanpa bermaksud men justice, tampak ada kelegaan,bahwa sosok orang yang selama ini dianggap tidak menyayanginya,kini sudah pergi untuk selama lamanya. 

Salah seorang tetangga kami sewaktu masih di Padang,over dosis dalam mendisiplin anak anaknya. Tidak cukup dipukuli dengan rotan ataupun ikat pinggang,malahan ditelanjangi didepan anak anak lainnya. Bila ada tetangga yang mencoba menyadarkannya,pria ini sangat berang dan berkata :"Ini urusan keluarga gua, lu jangan ikut campur" 

Akibatnya para tetangga menutup pintu rumah mereka bila pria sadis ini,sedang menghajar anak anak kandungnya sendiri. 

Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri,isterinya sambil meratap ,memohon mohon,agar jangan lagi memukuli anaknya yang baru berusia 9 tahun,hingga berdarah darah. Tapi pria ini malahan membentak dan mendorong isterinya,agar diam dan masuk kedalam rumah. 

Kelak saat sudah menua dan dalam keadaan sekarat,tak seorangpun anaknya yang mau pulang dari rantau. Mereka hanya pulang,saat ayahnya akan dimakamkan.Tapi mereka hadir,hanya untuk menjaga hati ibunya saja dan sama sekali tidak ada wajah kesedihan

wedding-day-a-6107e57415251023fd7f22a2.jpg
wedding-day-a-6107e57415251023fd7f22a2.jpg

ket.foto; pada hari pernikahan kami 2 januari 1965,Margaretha baru berusia 7 tahun. kini 56 tahun telah berlalu,berarti usia  Margaretha kini sudah 63 tahun /dokumentasi pribadi

Pengalaman Dengan Adik Kami Margaretha 

Margaretha ,adalah adik isteri saya yang nomor 5. Sejak kecil sangat manja ,bahkan mau tinggal dirumah kami,walaupun sempit.karena menyayangi Cece nya (panggilan kakak perempuan) yakni isteri saya. 

Begitu melekatnya apa yang dirasakannya selama beberapa tahun tinggal bersama kami,hingga 50 tahun berlalu,Margaretha masih ingat lagu lagu yang sering saya nyanyikan,  Bahkan saat kami berkunjung ke Padova dimana Margaretha tinggal bersama Sandro suaminya, Margaretha berkata :"Selama di Italia. tidak boleh mengeluarkan dompet " Untuk beberapa saat saya dan isteri sempat tertegun. 

Kemudian kami tertawa bersama,karena ternyata maksudnya adalah selama kami sebulan di Padova,sejak mulai kedatangan kami ,seluruh pengeluaran untuk konsumsi dan biaya perjalanan ditanggung sepenuhnya oleh Margaretha dan suaminya. Tentu saja kami protes.tapi sambil tersenyum  Margaretha mengatakan bahwa ia dan suaminya sudah sejak awal sudah berniat untuk mengundang kami tinggal bersama mereka di Apartementnya di Padova .

gwek-2-6107e65706310e7b1012c412.jpg
gwek-2-6107e65706310e7b1012c412.jpg

foto bersama Margaretha di Italia/dokumentasi pribadi

Menjelajahi Italia Dengan Hati Berbunga

Sejak mulai dari bangun pagi,kami sudah mulai dengan bercerita hilir mudik. Karena Sandro tidak bisa berbahasa Inggeris maka percakapan kami diterjemahkan kedalam bahasa Italia.  Tapi hal ini sama sekali tidak mengurangi keceriaan kami menjalani dari hari kehari. 

gwek-5-6107ea09152510554922f1c2.jpg
gwek-5-6107ea09152510554922f1c2.jpg
dokumentasi pribadi

Siang ini,kembali ada pesan via WA :"Kapan mau datang kesini lagi ? Kami sudah rindu ingin bertemu"  Rasanya bahagia banget mendapatkan sambutan yang luar biasa Bukan karena dapat jalan jalan gratis,tapi kasih sayang Margaretha terhadap kami berdua sama sekali tidak luntur digerogoti zaman. 50 tahun sudah berlalu,tapi sikap Margaretha terhadap kami ,tak berubah sedikitpun

Mungkin tulisan ini dapat menjadi masukan berharga bagi orang banyak ,tentang sikap kita terhadap anak anak.agar kelak sampai kita menua,ingatannya kepada kita semata mata adalah kenangan manis

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun