Jangan Sampai Menulis Menyebabkan Kita Sakit Hati
Dalam tulisan saya yang  berjudul :"5.700 Artikel dengan Pembaca 5 .700.000" sekilas sengaja saya sampaikan bahwa tulisan saya pernah di hapus oleh Admin. Penyebabnya  tidak seragam. Antara lain :
- mengutip dari sumbernya ,melebihi kapasitas yang diizinkan
- menulis ulang artikel lama,tanpa mengubah gaya tulisannyaÂ
- lupa menuliskan sumber ilustrasi
- keliru menuliskan nama sumber ilustrasi
Apa perlunya saya ungkapkan ? Bukankah hal ini akan mengurangi kredibilitas saya sebagai Penulis yang sudah mendapatkan penghargaan Kompasianer of the Year 2014 ? Tentu saja ada alasan yang cukup kuat,sehingga saya mau dan dengan sengaja "mempermalukan diri sendiri" di hadapan begitu banyak orang ?Â
 Alasan Terbanyak , Penulis Lama Stop Menulis
Sebagai sahabat sesama penulis di Blog yang sama,yakni Kompasiana,bagi saya sahabat di dunia maya tak bedanya dengan sahabat di dunia nyata. Karena itu,satu persatu saya hubungi melalui japri ,karena menguatirkan keadaan para sahabat kita. Berdasarkan pengalaman yang kita sama sama ketahui, sudah beberapa orang Kompasianer yang tidak menulis lagi,ternyata sudah dipanggil Tuhan. Ada yang sakit dan sedang dalam masa pemulihan  .Ada yang perlu fokus untuk mengurus kebutuhan rumah tangga.Â
Tapi cukup mengagetkan,bahwa alasan terbanyak  orang  tidak menulis lagi,bukan karena sakit,tapi karena sakit hati . Mereka  menyatakan mereka Stop menulis,karena ,merasa sama sekali tidak dihargai susah payahnya,yakni karena tulisannya ada yang dihapus. Â
Karena tidak mungkin saya membujuk bujuk semuanya satu persatu,maka bersama ini,secara terbuka saya sampaikan,bahwa tulisan saya sendiri,sudah pernah di hapus oleh Admin ,dengan catatan :"Mohon maaf,tulisan anda yang berjudul>"......." terpaksa kami hapus,karena melanggar ketentuan yang berlaku dan seterusnya dan seterusnya.Â
Sebagai sesama Penulis di Kompasiana,maka tentu saja secara pribadi ,saya bukan dalam kapasitas "menghimbau" ,tapi hanya sekedar berbagi kisah,bahwa tulisan saya juga pernah dihapus oleh Admin.Â
Kecewa Tapi Saya Jadikan Introspeksi Diri
Sejujurnya,tulisan yang sudah ditulis serapi mungkin ,menurut takaran diri,bahkan sudah dibaca dan dikomentari,tetiba dapat Surat Cinta dari Admin,yang mengatakan bahwa "Tulisan anda terpaksa kami hapus,karena melanggar ketentuan" tentu saya saya kecewa .Tapi saya jadikan catatan berharga,agar jangan sampai saya mengulangi kesalahan yang sama. Â Tidak sampai menyebabkan saya sakit kepala.apalagi sampai sakit hati,lantaran tulisan saya ada yang dihapus.
Saya tetap menulis dan kemudian memeriksa hingga 3 kali,apakah sumber berita  sudah benar saya cantumkan? Kalau saya ragu,maka daripada tulisan saya dihapus lagi,saya mengambil gambar dokumentasi pribadi,walaupun sesungguhnya tidak pas dengan konten tulisan Karena itu ,jangan heran,bila berkali kali yang tampil di artikel saya,adalah foto pribadi atau foto keluarga , Karena saya memilih jalan selamat,ketimbang mengambil gambar yang pas,tapi tidak jelas siapa pemilik gambar tersebut .
Semoga tulisan ini ada manfaatnya dan kepada teman teman yang sedang ngambeg sehingga berhenti menulis,yuk kita lanjutkan untuk sama sama menulis lagi. Karena menulis akan menghadirkan kegembiraan dalam diri kita dan sekaligus sebagai salah satu cara untuk mengaplikasikan hidup berbagi
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H