Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Keynote Speaker Bukan Perkara Mudah

19 Juli 2021   10:09 Diperbarui: 19 Juli 2021   11:30 3457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Butuh Pemahaman Materi Secara Mantap

Salah satu cara agar dapat berhasil menyampaikan pesan sebagai orang Pembicara dalam seminar  ataupun dalam siaran di stasiun televisi adalah :

  1. menghindari baca teks 
  2. melakukan eye contact 
  3. menghidari garuk sana garuk sini
  4. menghidari humor murahan 
  5. menguasai materi secara mutlak
  6. kontrol diri 
  7. hindari overacting 

pembicara-3-60f4ec691525104ba407a3f2.jpg
pembicara-3-60f4ec691525104ba407a3f2.jpg
Audience Menilai Kita Dalam Pandangan Pertama

Kalau dalam kisah percintaan ,ada istilah :"jatuh cinta pada pandangan pertama" maka walaupun alur dan jalurnya berbeda,tapi konsep :"Love at the first sight "ini sangat relevan bisa dijadikan pedoman. Agar jangan sampai niat hati ingin tampil sebagai Keynote Speaker,tapi akibat kurangnya persiapan,maupun akibat overacting,mentransformasi diri kita dari seorang calon Keynote Speaker, berubah menjadi Badut didepan orang banyak,yang hanya mampu menghadirkan candaan dan cemohoan.

Begitu kita tampil didepan forum,maka pandangan audience jatuh pada penampilan kita,apakah tampil dalam pakaian necis atau berpakaian urakan . Apakah jalan kita grasa grusu,kayak kebelet mau ke toilet ? Kemudian kalimat pertama yang kita ucapkan akan melengkapi pernilaian audience . Bila mampu membuat para penonton  "jatuh cinta pada pandangan pertama" maka chance untuk memenangkan hati para audience sangat besar. Tetapi bila pandangan pertama, tampilan kita telah mengecewakan hati para hadirin,maka dapat dipastikan seluruh materi yang akan disampaikan,hanya akan didengarkan dengan setengah hati .

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Tidak Perlu Meniru Gaya Pembicara MLM

Kalau materi yang ingin disampaikan bukan dalam rangka Multi Level Marketting,maka tidak perlu kita berbicara dengan meniru gaya  Pembicara MLM yang mengebu gebu :"Selamat pagi semuanya ! Apa kabar?!"  Kog jawabannya melempem? Sekali lagi :"Selamat pagi !" Kalaulah gaya kayak ginian dibawakan dalam acara yang merujuk pada masalah kesehatan dan edukasi,maka kita sudah gagal sebelum mulai berlomba. Dalam hati audience ,kita sudah "didiskualifikasi"

Tampillah dengan penuh rasa percaya diri. Kemudian,jangan mengetuk ngetuk microphone,seperti gaya tukang jual obat pinggiran jalan. Jaga jarak berbicara yang nyaman dan ucapkanlah salam dengan mantap dan tidak tergesa gesa. Misalnya:"Bapak Ibu dan saudara saudara yang saya hormati. Selamat pagi"

Sampaikanlah materi  yang dapat menyentuh hati para hadirin. Misalnya,saat saya membawakan materi tentang bagaimana cara kita dapat melalukan seflcare atau merawat diri secara alami,maka point penting yang disampaikan adalah bahwa apa yang akan saya sampaikan akan sangat bermanfaat bagi para hadirin. Hindari mengangkat diri dengan menyebutkan sederet titel kita. Atau bercerita :"Saya lulusan dari Harvard Universitiy dan seterusnya" Audiece tidak butuh orang pintar. Yang mereka butuhkan adalah sosok uyang mampu memberikan solusi bagaimana dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan yang sedang mereka alami .Atau bagaimana caranya merawat diri secara alami. 

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Hindari Berdebat Dengan Hadirin

Sebagai seorang Pembicara,jangan lupa bahwa "berdebat" bukan termasuk dalam tugas kita Kalaupun dibuka kesempatan untuk tanya jawab,maka sebagai seorang Pembicara,kita harus mampu mengontrol diri.,agar tidak hanyut secara emosional. Kalau ada diantara penonton yang nyinyir atau memancing mancing kemarahan kita,maka cukup mengingatkan bahwa :" Karena pertanyaaan anda tidak relevan, maka mohon maaf saya tidak menjawab." Setelah itu kembali fokus kepada materi. Jangan sampai terpancing oleh  komentar yang tidak enak didengar

Semoga tulisan ini ada manfaatnya,karena dituliskan berdasarkan pengalaman saya dalam ratusan kali memimpin Seminar dan dialog interaktif di berbagai stasiun televisi. Bukan untuk pamer diri,melainkan sekedar berbagi cuplikan pengalaman hidup sebagai Keynote Speaker dari Sabang hingga Merauke

ket.foto: seluruh dokumen adalah dokumentasi pribadi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun