Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Hari Putus Kontak, Hati Mulai Bertanya "Ada Apa?"

10 Juli 2021   22:00 Diperbarui: 11 Juli 2021   05:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inikah Efek Dari Tekanan Psikologi Akibat Covid 19 ?

Berturut turut mengalami berbagai kejadian yang menyedihkan,secara sadar ataupun tidak telah terjadi semacam  tekanan secara psikologi. 

Kita ambil contoh yang sama sama kita ketahui,yakni beberapa orang dari sahabat kompasianer ,yang biasanya saling menyapa dalam kolom komentar ,tidak menulis selama beberapa hari. Tetiba dapat berita,bahwa yang bersangkutan telah berpulang untuk selama lamanya. 

Kalaulah hal ini hanya terjadi sekali dua,mungkin kita masih dapat menentramkan hati dengan berbicara pada diri sendiri,:"sudah takdir" mau apa lagi? Tetapi ternyata kita kehilangan sahabat,bukan hanya dari grup Kompasiana,tapi juga sahabat dibidang lainnya,bahkan orang orang terdekat dengan diri kita. 

Seperti yang sudah saya ceritakan, setiap minggu saya dan adik sepupu saling menelpon atau setidaknya saling mengirim berita,khususnya sejak covid 19 ini,dengan tujuan saling menanyakan kondisi keluarga. 

Ternyata esok harinya, telpon saya tidak dijawab,bahkan pesan via WA juga tak ada respons. Tak biasanya adik sepupu saya bersikap seperti ini Biasanya,kalaupun lagi sibuk atau lagi kurang sehat,ia akan menjawab singkat:"Mohon maaf,saya kurang sehat ,sehingga terlambat menjawab.

Tapi kali ini,sama sekali tidak ada berita, Baru dua hari kemudian ada telpon masuk dan dengan senang hati saya menjawab dan menyebut namanya. Ternyata yang menjawab adalah anaknya. Dan memberitahukan bahwa papanya sudah meninggal.

Begitu juga saat saya menelpon sahabat baik kami selama puluhan tahun,yang usianya jauh lebih muda dibandingkan usia kami.Tapi yang menjawab adalah suara wanita.,yang mengatakan :"Pak Faisal sedang dirumah sakit dan kondisnya parah pak" Rasa tidak percaya mendengarkannya, 

Saya tidak banyak bertanya,karena memaklumi isterinya juga lagi shock.  Keesokan harinya,telpon masuk dan terdengar suara wanita menangis ,ternyata isteri pak Faisal :"Pak,maafkan kalau ada kesalahan suami saya.. Pak Faisal baru saja pagi ini dipanggil Tuhan"

Setiap Telpon dan Pesan Tak Terjawab Menghadirkan Rasa Khawatir

Secara teoritis,saya sering memotivasi orang ,agar jangan terlalu mencemaskan apa yang akan terjadi. Berserah dirilah kepada Tuhan. Dan dalam lindungan Tuhan,tak akan terjadi suatu apapun,bila Tuhan tidak mengizinkan " Begitu pesan dan motivasi yang sering saya sampaikan. 

Tetapi sejak seminggu ini, salah seorang anak sahabat saya,hampir setiap hari mengirimkan pesan via WA kepada saya dan mohon doa.Tapi sudah dua hari ,pesan saya tidak dijawab,bahkan telpon ada nada panggil,tapi tidak ada yang menjawab.  

Saya mencoba berpikiran positif: "mungkin lagi tidur ,kecapaian " .Tapi ketika keesokan harinya,juga tidak ada respon sama sekali atas pesan pesan yang saya kirimkan,maka bagaimanapun saya mencoba mengalihkan perhatian kehal hal lainnya dan mencari kesibukan,begitu saya ada waktu duduk santai dirumah,tetiba pikiran saya kembali bertanya :"Mengapa pesan saya tidak dijawab ? jangan jangan......"

Ini adalah sebuah pengakuan yang jujur,betapa seorang motivator ,pada saat tertentu tak berdaya untuk memotivasi diri sendiri. Ia  butuh orang lain,yakni sahabatnya yang menjadi motivator bagi dirinya.  

Quote ,hasil kreasi saya pribadi,banyak disharingkan diberbagai blog .Bahkan saya dianggap sosok yang menjadi motivator bagi orang banyak.  Bahkan dari 10 judul buku saya yang diterbitkan Gramedia,mayoritas isinya adalah motivasi.

Tetapi sejak ,saya kehilangan beberapa orang sahabat baik secara beruntun,menghadirkan pelajaran hidup bagi saya. Suatu pelajaran berharga,agar jangan pernah menempatkan diri terlalu tinggi  "Sehebat apapun diri kita ,suatu waktu pasti butuh dukungan moril orang lain ." (tjiptadinata effendi)

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun