Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang di Rumah Sakit Rindu Pulang ke Rumah, yang di Rumah Rindu Keluar

10 Juli 2021   05:27 Diperbarui: 10 Juli 2021   05:35 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Bisa Terjadi Hal Semacam Ini?

Betapapun usaha untuk menghindari bacaan tentang korban berjatuhan akibat serangan pandemi Covid 19,dengan melewati berita tentang angka kematian dan sebagainya,tapi tidak mungkin mematikan rasa ,terhadap sanak keluarga dan sahabat yang sedang terbaring di berbagai rumah sakit. 

Karena bagaimanapun hubungan persahabatan dan kekeluargaan yang sudah dirawat sejak puluhan tahun lalu,tidak mungkin diputus hanya untuk menghindari berita yang bisa bikin syok dan menyebabkan suasana hati jadi galau. Terutama pesan WA yang mohon diterapi dan di doakan oleh yang sedang terbaring di berbagai rumah sakit

"Opa,tolong  ,kuatkanlah saya ,disini tiada siapa siapa,saya sendirian di rumah sakit ,sejak terpapar covid " pesan dari salah seorang anak sahabat saya di salah satu rumah sakit di Klaten. 

"Jangan panik ya Rahma,Opa doakan semoga cepat sembuh ya. " jawab saya,dengan disertai sebuah gambar bunga untuk menghibur Rahma yang fotonya sedang terbaring dengan wajah dan tubuh terpasang kelengkapan peralatan kedokteran. Dan sorenya kembali masuk pesan :"Opa,rumah sakit kehabisan stock tabung oksigen ,nafas Rahma sesak sekali. Doakan ya Opa. sudah 10 hari di rumah sakit, Rahma rindu pulang  kerumah dan bertemu anak anak dan suami tercinta"

Sorenya ,masuk pesan WA dari salah satu sanak keluarga dari Padang. :"Opa. Lily sudah seminggu di rumah sakit karena positif covid ,tidak boleh dikunjungi , Opa Lily sudah sangat rindu pulang kerumah. doakan ya Opa." 

Dan ada banyak pesan  lainnya yang masuk.Rasanya gimana tuh...

Mustahil Dapat Menutup Hati 

Inilah gambaran,yang mungkin bukan hanya saya pribadi yang alami,tapi ada banyak orang lain yang juga mengalaminya. Ingin rasanya menjauh dari segala berita tentang kematian tragis akibat covid 19, tidak bisa bertemu dengan orang orang yang dicintai hingga nafas terakhir dan seterusnya dan seterusnya. Tapi sebagai manusia yang tidak hanya terdiri dari darah dan daging,setiap orang punya hati. Mana mungkin kita menutup hati kita ,bila ada orang yang mohon doa kita ?

Dalam kondisi terkapar dirumah sakit,satu satunya keinginan mereka yang paling besar adalah dapat kembali kerumah masing masing  dan bertemu dengan keluarga yang dicintai.

Biasanya begitu berbaring ditempat tidur,tidak ada lagi masalah yang terpikirkan,tapi sejak covid ini,seakan suara suara minta tolong dari sanak saudara dan sahabat rasanya tergiang ngiang terus ..mereka rindu pulang kerumah 

Kilas Balik Bagi Yang Dilockdown

Hal ini pantas menjadi kilas balik bagi kita yang sudah bosan,karena berminggu minggu tidak bisa keluar rumah lantaran diberlakukan lockdown. Kita kesal dan menggerutu sepanjang hari,hanya karena merasa bagaikan jadi tahanan dirumah sendiri. 

Tapi bila kita mendengarkan ratapan dari sauadara kita yang sedang terbaring dirumah sakit  dan sedang berjuang melawan maut.seharus nya kita bersyukur kepada Tuhan,bisa menikmati hari hari kita bersama keluarga tercinta.

Sedangkan mereka yang terbaring dirumah sakit akibat covid,sangat merindukan bisa bertemu dengan anggota keluarga

Hanya sebuah refleksi diri diakhir pekan ini .

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun