Secercerah Perhatian Terhadap Anak Anak Dari Keluarga Miskin
Setiap negeri betapapun majunya, pasti ada anak anak yang hidupnya kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Bukan karena orang tua tidak menyayangi mereka, tapi kondisi kehidupan yang memaksa mereka hidup seperti ini.Â
Anak-anak menjadi salah satu faktor penentu bagi kemajuan bangsa di masa mendatang. Namun ironisnya, tidak sedikit anak-anak Indonesia yang masih hidup di jalan sebagai anak terlantar.
Berdasarkan data Kementerian Sosial yang diambil dari Dashboard Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) SIKS-NG per-15 Desember 2020, jumlah anak terlantar di Indonesia sebanyak 67.368 orang (https://www.kemenkopmk.go.id/penanganan-anak-terlantar)
Di negeri kita  dengan mudah dapat disaksikan  anak-anak  yang tidur diemperan toko, maupun di kolong jembatan, tentu berbeda dengan pengertian anak jalanan di Australia. Walaupun secara prinsipnya sama-sama homeless atau tidak tinggal bersama keluarganya tetapi di Australia selama belasan tahun kami tinggal dan berpindah pindah dari Queesnland ke NSW dan kini di Western Australia, belum pernah menemukan anak anak yang tidur di emperan toko, apalagi dikolong jembatan.Â
Jadi sebutan "anak terlantar" boleh sama, tapi nasib mereka berbeda bagaikan siang dan malam. Karena penyebab mereka menjadi "anak jalanan" berbeda. Di negeri kita, sebagian besar karena faktor kemiskinan, tapi di Australia sebagian besar dikarenakan faktor broken homeÂ
Dalam menangani masalah anak anak terlantar atau anak jalanan ini, betapapun hebatnya sebuah pemerintahan tidak mungkin dapat menangani secara maksimal bila masyarakat tidak diikut sertakan.Â
Seperti yang dapat disaksikan pada gambar, rata rata Supermarket di Australia ikut berperan serta dalam memberikan perhatian terhadap anak anak. Salah satunya dengan menyediakan buahan dan roti gratis. Apalah artinya buahan gratis satu keranjang setiap hari bagi sebuah supermarket ?
Rangkul Warga Atasi Masalah Anak Jalanan
Pemerintah Australia menunjukkan keseriusannya dalam atasi masalah anak jalanan ini. Walaupun kalau kita berkeliling sepanjang hari di seluruh kota tak akan menemui anak-anak yang tidur diemperan toko apalagi sampai tinggal  di kolong jembatan, Pemerintah Australia menyediakan Rumah Sakit Anak untuk  memberikan perawatan yang berkualitas dan layanan klinisÂ
Salah Satu Ujud Nyata Kepedulian Warga
 Sewaktu  kami masih tinggal di New South Wales,  ada  komunitas sosial yang  bernama "Care for street Kids" adalah sebuah organisasi sosial non profit di kota Wollongong, berkantor di 100 Woodrow, Figtree. Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 km dari kediaman putri kami, dimana kami tinggal. Merupakan organisasi yang terdiri dari para relawan. Bagi orang Australia, menjadi Volunteer adalah sebuah kebanggaan
Komunitas "Care for Street Kids" Â ini juga merupakan swadaya dari masyarakat. Sejak dari membeli mobil hingga penyediaan barang makanan dan selimut, serta tempat penampungan bagi anak-anak terlantar ini. Komunitas relawan ini banyak membantu pemerintah Mereka tidak dibatasi oleh jam kerja. Juga terlepas dari birokrasi dan bertugas 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun.Â
Mereka  berkeliling  untuk menemukan anak-anak yang tidur di stasiun kereta api, karena berbagai masalah.dalam rumah tangga mereka  Mereka menjadi anak jalanan, bukan  semata mata karena berasal dari keluarga miskin  melainkan lebih banyak karena faktor rumah tangga. Bagi anak anak yang disable dan karena alasan apapun tidak mampu membeli kursi roda, maka orgainisasi ini akan menyediakannya bagi mereka.
Tidak Mengusung Bendera Partai atau Agama Tertentu
Dalam menjalankan misi kemanusiaan ini,para voluntir disini sama sekali tidak berada dibalik partai politik,maupun agama tertentu. Jadi mereka bekerja hanya membawa satu bendera,yakni:"bendera kemanusiaan" Â Berbagai aksi kemanusiaan mereka, tidak mengobral di media sosial. karena memang tujuan mereka bukanlah mencari popularitas diri,melainkan semata mata demi kemanusiaan
Seandainya di negeri kita,hal semacam ini dapat diterapkan,alangkah indahnya.Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H