Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Terbiasa Menghargai yang Mahal

2 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 2 Juli 2021   23:12 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga Ada Keindahan Yang Terbuang 

Belakangan ini heboh mengenai tanaman hias yang diberi nama aneh aneh,seperti : Janda Bolong, Duda Kecebong, Pria Melambai dan sebagainya, mendadak menjadi viral. Dan luar biasa uniknya tanaman yang tempo dulu sewaktu lagi mengejar layangan putus seringkali terinjak injak oleh saya.

Dan karena memang pada waktu itu sama sekali tidak ada harganya, maka tetangga yang tanaman Sundel Bolongnya terinjak oleh saya ,hanya geleng geleng kepala,tapi sama sekali tidak marah.

Apalagi sampai dilaporkan ke pak RT. Tapi coba sekarang, bila ada tanaman  Janda Bolong tetangga yang terinjak,wah bisa jadi perkara. Bahkan kalau tidak diganti rugi, hubungan antar tetangga bisa putus saking mahalnya tanaman Sundel Bolong tersebut. 

Apalagi bila ada kambing  tetangga yang masuk kepekarangan dan memakan tanaman hias yang bernama Nyiur Melambai.wuih bisa bisa kambingnya berubah ujud jadi gule kari karena konon harga tanaman tersebut sebanyak sebulan gaji insinyur.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sesungguhnya Hanya Tanaman Murahan 

Sesmungguhnya tanaman hias yang di gadang gadang aslinya hanyalah tanaman murahan yang dulu hanya berharga 5 ribuan rupiah perpot.tapi saking latah dan ikutan ingin tenar dan terkenal maka orang berebutan membeli,padahal sama sekali tidak tahu dimana letak keindahannya.

Padahal, nasibnya akan sama dengan tananam hias yang dulu harganya jutaan rupiah yang bernama Gelombang Cinta ataupun tanaman hias yang bernama "Impian semusim", kini konon mau dijual 1 juta rupiah saja,orang hanya geleng geleng kepala. 

Demi gengsi ,orang mau mengeluarkan uang berapapun. Begitulah gaya hidup di era mileneal ini. Semboyan "Makan atau tidak makan,masalah belakangan,yang penting tampil aksi dan seksi"

Dikasih Pelajaran Gratis? Ogah ah, nggak Level !

Dulu sewaktu masih aktif mengajarkan tekhnik terapi Reiki, orang antrian yang mau belajar .Setiap kali kami datang,ruang meeting room yang berkapasitas tempat duduk 100 kursi fully book. 

Padahal bayar  500 ribu rupiah dan untuk tingkat lanjutan 1 juta rupiah, tapi yang mau belajar membludak. Seperti misalnya di Bandung, Yogyakarta, Manado, Makasar, Banjarmasin, Samarindaa dan seterusnya.

Tapi waktu kami undang untuk belajar secara gratis aneh banget yang datang hanya belasan orang saja. Mungkin masih terpaut dan sudah mendarah daging prinsip "Ilmu yang bermanfaat itu adalah yang dibayar mahal". Kalau ikut kelas gratis,orang merasa bukan levelnya dan gengsi dong,masa mau ikutan kelas gratis ?

Begitulah hidup ini, pikiran kebanyakan orang,sudah terpancang pada satu titik,bahwa yang gratis itu" No good "

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun