Jangan Pernah Berhenti Belajar
Kalau berdasarkan usia,maka di usia 78 tahun plus ini,seharusnya saya sudah tahu segala galanya tentang pernak pernik kehidupan di Australia,mengingat kami sudah belasan tahun tinggal disini.Tapi ternyata teori tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataannya. Ceritanya begini. Kemarin,saya dan isteri diundang makan malam,karena besan anak kami,akan berangkat ke negeri China.
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/24/20210624-064923-60d3bcc1bb44861cc21beb32.jpg?t=o&v=770)
Tapi tidak dengan malam kemarin. Saat kami tiba ,jam baru menunjukkan pukul 6.30 berarti masih ada 30 menit lagi waktu bagi kami untuk mencari tempat parkir yang dekat dengan lokasi restoran. Ternyata semuanya penuh.Â
Tetiba,isteri saya mengatakan:"Koko tuh ada tempat kosong " Maka saya putar haluan dan menuju ketempat yang ditunjukkan isteri  dan ternyata memang benar kosong. Rasanya senang banget. Tetapi ketika saya baca tulisan yang ada disana :"Max.15 minutes " just for dropped and pick up . Tempat ini hanya untuk menurunkan dan menjemput tamu dan maksimal boleh 15 menit.Â
Maka saya kembali mengemudikan kendaraan dan mencoba mengemudi sambil mencari tempat parkir yang kosong .Ternyata semuanya penuh. Maka pilihan ada 2,yakni parkir sekitar 1 kilometer dari lokasi restoran atau masuk ketempat parkir swasta yang jelas taripnya mahal. Mengingat lagi musim dingin ,maka kami  memutukan untuk parkir di tempat parkir milik  private property. walaupun konsekuensinya harus bayar mahalÂ
![Ket.foto: hadir undangan makan malam, / Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/24/20210621-201844-60d3b94c06310e02f82ccdc3.jpg?t=o&v=770)
Tapi karena tidak tahu lagi mau parkir dimana atau kemana,apalagi dalam cuaca di musim dingin,maka saya memutuskan untuk  membayar parkir yang selangit. Biasanya di lapangan parkir pemerintah hanya berkisar 2 dolar hingga 4 dolar perjam,tapi kali ini ternyata di lapangan parkir milik private  ini,tarip parkir 4 kali lipat.
Baru Satu Jam Harus Tambah Lagi
Karena yang hadir semunya ada 16 orang,maka beragam pesanan menu makanan,butuh waktu yang cukup lama untuk dipersiapkan, Akibatnya makanan belum lengkap dihidangkan,masa waktu berlaku tiket parkir sudah expire,maka saya buru buru keluar untuk menambah waktu parkir,yang berarti harus bayar lagi dan berjalan kaki sekitar 200 meteran dalam cuaca dingin.Â
Tapi begitu saya tiba ditempat parkir dan akan mengesek kartu debit,tetiba terdengar suara cucu kami yang baru menikah,yakni Dea Karina Putri dan suaminya Paulus.:"Engkong,biar kami yang bayar" dan mengeser tangan saya yang sedang memegang kartu debit.
Ternyata Dea membayar 25 dolar lagi. Sehingga bila ditotal,yang sudah saya bayarkan 15 dolar +25 dolar= total biaya parkir adalah 40 dolar.Menurut Dea ,ada tempat parkir yang hanya berjarak 100 meter dari sana,hanya 5 dolar perjam. Nah,inilah kesalahan saya,yakni tidak mau bertanya.Â
Hal ini membuktikan bagi diri saya,bahwa sepanjang hayat,jangan pernah berhenti belajar dan untuk belajar terkadang kita harus mau bertanya apa saja yang belum dipahami.termasuk lokasi parkir yang lebih murah
Seperti kata peribahasa ::Belajar sejak dari buaian,hingga keliang lahat".Saya tahu,tapi saya lupa mengaplikasikannya dalam hal mencari tempat parkir
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI