Oh Bukan bu, Ini Isteri SayaÂ
Percakapan singkat tapi telah mampu menghadirkan kejutan ini rasanya pernah dialami oleh hampir semua orang. Bertemu teman lama  dan mengira ia berjalan bersama puterinya, tapi ternyata salah penerawangan. Karena yang dikira "gadis belia" adalah isterinya.Â
Atau sebaliknya, bertemu dengan sahabat wanita  yang sudah lama tidak pernah jumpa dan dengan santai bertanya "Ini ayahnya ya mbak?" Eee ternyata bukan. Pria yang digandengnya dan berusia seumuran ayahnya ternyata adalah suaminya. Â
Karena itu dalam hal ini  tidak berlaku peribahasa lama "Malu bertanya, sesat di jalan" Malahan sebaliknya saat bertemu sahabat atau kerabat yang sudah lama tidak pernah saling kontak, maka peribahwa yang paling pas diaplikasikan adalah "wait and see" Tunggu dan lihat hingga kita diperkenalkan "Kenalkan ini isteri saya atau ini suami saya".Â
Disinilah berlakunya bukan hanya "The right man in the right place" tetapi juga "The right question in the right situation". Pertanyaan sesuai dengan tempat dan waktu serta situasi yang dihadapi
Kalau sudah terjadi "incident " semacam ini, maka percakapan selanjutnya akan menjadi kaku. Bayangkan orang yang dianggap sebagai ayahnya ternyata adalah suaminya. Mana ada wanita yang senang  mendengarkan suaminya dianggap seusia bapaknya?
Pertanyaan Yang Tidak Tepat Sasaran Berpotensi Merusak Hubungan Baik
Menjaga hubungan baik dengan sahabat lama maupun dengan sanak keluarga bukan perkara mudah karena dibutuhkan waktu bertahun tahun. Tapi untuk merusakkannya cukup waktu hanya beberapa detik.
Salah satunya adalah dengan pertanyaan yang tidak tepat sasaran. Ada begitu banyak kejadian yang mungkin menurut kita tidak masuk akal tetapi terjadi didepan mata kita
Pernah seorang sahabat isteri saya masuk ke hotel bersama kedua puteranya yang tubuhnya tinggi dan besar, ee diminta Surat Nikah oleh Resepsionis. Tentu saja wanita ini menjadi berang dan berteriak "ini putera saya tahu? jangan sembarangan kamu!" Akibatnya, semua mata tertuju kepada wanita yang sedang berang ini
Atau dilain waktu ada orang yang disangka puterinya ternyata isterinya, sebaliknya ada orang yang kita yakin adalah kakeknya ee ternyata suaminya. Atau ada juga yang kita kira Pembantu Rumah tangganya, ee ternyata ibunya  Dilain kesempatan orang yang kita kira Sopir pribadi nyonya rumah  ternyata adalah suaminya.
Nah, berdasarkan fakta atual yang terjadi didepan mata kita alangkah eloknya menahan diri untuk tidak mengeluarkan statement ataupun pertanyaan yang akan menciptakan suasana tidak nyaman,bahkan dapat memicu  rusaknya hubungan baik yang sudah dibina selama bertahun tahun.
Malu bertanya sesat dijalan. Tapi pertanyaan yang tidak tepat sasaran dapat memicu putusnya hubungan persahabatan. Dan terlalu banyak bertanya juga dapat membuat orang merasa  seperti diinterogasi  oleh Polisi. Karena itu bertindaklah secara arif dan bijaksana
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H