Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketuk Pintu, Tinggalkan Barang, dan Selesai

22 Mei 2021   17:29 Diperbarui: 22 Mei 2021   20:12 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi /barang kiriman di geletakkan didepan pintu rumah

Beda Gaya dan Cara Berbelanja Online

Lain Indonesia, lain pula gaya dan cara berbelanja online di Australia, khususnya sejak pandemi covid -19. Kalau dulu, setiap kali ada kurir yang mengantarkan paket ke rumah, pintu diketuk dan kemudian menunggu kita keluar. 

Menanyakan apakah nama yang tertera pada paket memang tinggal dirumah ini ? Dan setelah dialog singkat,kita diminta menanda tangani Surat Tanda Terima dengan disertai tanda tangan dan nama terang.

Bila kita tidak dirumah,maka barang yang rencananya mau diantar kealamat rumah kita,dibawa pulang kembali dan hanya meninggalkan sebuah catatan ,"sehubung tidak ada orang dirumah,maka paket kami bawa pulang kembali.

Silakan jemput dialamat tersebut dibawah ini dengan membawa serta  Surat Panggilan ini" Hal ini berarti kita yang harus repot ke kantor Pengiriman barang untuk menjemput titipan yang ditujukan kealamat kita tinggal.

Tidak Mungkin Bisa Complain Ke Kurir

Disini semua barang yang dibeli online harus dibayar terlebih dulu,baru barangnya diantarkan. Seandainya barang yang diantarkan tidak sesuai dengan pesanan kita,maka itu adalah kesalahan diri sendiri. 

Jangan coba coba bertanya kepada Kurir,karena jawaban yang akan diterima adalah sama dan senada,yakni :"Tugas saya hanya mengantarkan barang" 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kini Aturan Berubah

Belakangan ini, sejak cucu mantu kami Astrid melahirkan, ada belasan kali paket tiba,berupa pakaian dan popok bayi dan hadiah lainnya ,yang dikirim oleh teman teman sekantor dan sanak keluarganya. Sore hari ,hampir setiap kali pulang kerumah,saya dapati tumpukan barang kiriman di depan pintu. Suatu waktu ,kami agak siang keluar rumah. 

Ada yang  mengetuk pintu dan bertepatan dengan saya sedang menuju keluar untuk membuang sampah ke tong sampah. Ternyata ada lagi paket kiriamn untuk Astrid cucu mantu kami.  Dan orangnya langsung bilang :"Have a good day" . Saat saya tanyakan>" Apakah perlu saya tanda tangani? Lalu dijawab oleh yang mengantarkan:"Sejak Covid 19 ini,demi untuk saling menjaga,agar tidak saling menularkan ,maka Petugas yang mengantar dan Penerima paket,tidak perlu saling bertemu dan tidak perlu menanda tangani. "

Saya baru paham,mengapa paket digeletakkan begitu saja di depan pintu,tanpa menunggu yang tinggal dialamat tersebut ,menerima dan menanda tangani tanda terimanya. 

Padahal barang yang diantarkan bukan merupakan barang murahan  ,seperti yang tampak pada gambar diatas. Dan hal ini tidak hanya terjadi dikediaman kami saja,tapi juga terjadi pada para tetangga. Perlu diketahui, rata rata rumah di Australia tidak ada pagarnya,termasuk rumah  dimana kami tinggal 

Setiap kali kami melewati rumah mereka,biasanya ada diantaranya tampak paket kiriman tergeletak di depan pintu rumah. Dan hingga saat ini belum pernah terjadi ada yang mencuri. 

Terpikir oleh saya,bilamana hal ini diterapkan di Indonesia,apakah mungkin? 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun