Sebagai Kepala Keluarga, seorang suami merasa bahwa dirinya adalah satu satunya yang menderita dalam rumah tangga mereka. Lupa bahwa isterinya juga pontang panting mempersiapkan segala sesuatu dari mulai masak, bersih lantai, mencuci, seterika pakaian ke pasar dan mempersiapkan segala kebutuhan suami dan anak anak.
Anak anak juga bukan hidup tanpa beban. Di sekolah, setiap hari mereka menyaksikan, waktu istirahat, teman teman sekelas dapat menikmati aneka ragam makanan dan minuman di kantin sekolah, tapi mereka hanya bisa menelan ludah karena tidak ada uang jajan yang diberikan. Karena tidak semua keluarga mampu membekali anak anaknya dengan uang saku setiap hari.
Membentuk Lingkaran Setan
Pola hidup semacam ini,secara tanpa sadar telah menciptakan semacam lingkaran setan. Karena pengalaman hidup berada dalam keluarga yang sarat dengan keluh kesah setiap hari telah menciptakan pribadi yang labil dalam diri anak anak.Â
Kelak ketika mereka sendiri menjadi dewasa dan berumah tangga, maka lingkaran setan ini,akan kembali  bereinkarnasi dalam wajah yang berbeda tapi dengan irama yang sama
Mempersiapkan masa depan anak anak adalah tugas setiap orang tua. Karena itu tidak berlebihan ada peribahasa mengatakan :"Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya".
Karena pola hidup kedua orang tuanya akan terulang kembali dalam kehidupan anak anak. Karena itu, sebelum semuanya terlambat, maka sejak saat ini, perlu kita mengubah mindset kita,agar jangan mengisi hidup dengan keluh kesah.
Hal inilah yang kami terapkan kepada ketiga orang anak anak kami. Di usia 16 tahun, mereka sudah hidup terpisah dari kami,karena studi di negeri orang. Dan selama tinggal di luar negeri,tak sekalipun ada keluh kesah karena sebelum berangkat mental mereka sudah dipersiapkan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H