Pernah Menyaksikan Orang Jual Obat?
Sewaktu masih sekolah, karena kondisi ekonomi orang tua sangat memprihatinkan (malu bilang miskin), maka hiburan bagi kami anak anak adalah menyaksikan orang jual obat di pinggir jalan dekat pasar. Seru banget mendengarkan suara Tukang Jual Obat yang lantang dan sangat piawai dalam berpantun, sehingga banyak orang yang tertarik dan dalam waktu singkat dirinya sudah dikelilingi puluhan penonton.Â
Kemudian, mulai dengan menjual aneka ragam obat, dari mulai obat sakit gigi, yang katanya dalam hitungan detik pasti sembuh atau obat untuk menumbuhkan kumis agar tampak sangar dan keren, yang bisa tumbuh dalam seminggu dan seterusnya. Biasanya begitu Tukang Jual Obat selesai berkaok kaok menjual obat, dalam hitungan detik, sudah ada beberapa orang yang rebutan mau beli obatnya dan makin lama makin banyak yang termotivasi untuk ikut membeli. Bahkan ada yang tujuannya mau beli makanan dengan ikhlas membatalkan rencana awal agar jangan sampai ketinggalan membeli obat.
Padahal beberapa orang yang awalnya berebutan adaah motivator dari si Penjual Obat karena keesokan harinya dan selanjutnya tetap pembeli pertama adalah orang yang itu ke itu juga karena memang adalah anggota keluarga Penjual Obat.
Hal Ini Terjadi Juga Dalam Ruang Kehidupan Lainnya
Tipe orang yang pintar ngomong kayak Tukang Jual Obat ini tidak sebatas merupakan konsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah karena di level yang midle high juga ada banyak orang yang pintar ngomong. Menjadi Motivator bagaimana menjadi kaya dengan cara yang sederhan dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya. Dan bercerita bahwa dalam usia yang masih muda, ia sudah mampu membeli rumah mewah. Ternyata setelah ditelusuri di mana tinggalnya Sang Motivator Ulung ini, memang benar tinggal di rumah MEWAH, yakni rumah yang Mepet Sawah.
Begitu juga di Kedai Kopi ada orang orang yang bicara selangit tentang bisnis miliaran rupiah sambil mereguk kopi hingga ke ampas ampasnya. Dan setelah itu buru buru melihat ke jam tangannya yang entah hidup atau tidak dan bilang, "Aduh, saya ada meeting dengan gubernur, tolong ya bayarkan minuman saya, besok saya ganti, saya terburu buru"
Bukan Lelucon
Walaupun kedengarannya seakan akan lelucon, tapi apa yang saya ceritakan ini adalah from true story. Jadi setiap kali medengarkan orang yang terlalu pintar ngomongnya, maka jangan terpesona, tapi ingatkan bahwa" Tong Kosong Nyaring Bunyinya" Dengan malu hati saya sampaikan bahwa saya sudah pernah terkecoh beberapa kali saking terpana akan Sang Motivator yang bicara dalam bahasa langit dan saya percaya (dulu).
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H