Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukti Kesetiaan, Satu Kubur Berdua

4 April 2021   20:25 Diperbarui: 4 April 2021   21:03 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: Bukit Sentiong/dokumentasi pribadi

Perayaan  Ceng Beng Tanggal 5 April

Ada begitu banyak ulasan tentang arti dan makna Ceng Beng yang jatuh pada setiap tanggal 5 April setiap tahunnya. Ada yang mengulas begitu detail dengan argumentasi yang sarat referensi, tentang memaknai arti dari perayaan Ceng Beng. Yang semakin dibaca ,semakin membuat kening kita berkerut kerut,karena saking banyaknya ulasan dari berbagai sumber. 

20210404-215826-6069c693d541df1726233152.jpg
20210404-215826-6069c693d541df1726233152.jpg
Dokumentasi pribadi 

Karena itu,dalam tulisan ini saya tak hendak mengaitkan dengan sumber sumber berita. Jadi tulisan ini,adalah apa yang saya alami dan jalani sebagai salah seorang keturunan Tionghoa yang lahir dan dibesarkan di Padang,Sumatera Barat Mengapa saya menekankan pada kota asal kelahiran saya? Karena kendati sama sama keturunan Tionghoa,terdapat perbedaan yang mencolok antara etnis Tionghoa yang dilahirkan di Sumatera Barat dengan yang dilahirkan di Medan Sumatera Utara.

Hampir 99 persen etnis Tionghoa yang lahir di Sumatera Barat,tidak bisa berbahaya Mandarin,kecuali yang memang duduk dibangku sekolah Tionghoa. Baik di Ying Shi School ,maupun yang bersekolah di Sin Hoa School pada waktu itu.

Secara umum,rata rata orang Tionghoa yang lahir di Sumatera Barat,sejak dari kecil sudah terbiasa berbahasa Padang dalam kehidupan sehari hari.Selain itu, cara memaknai arti dari Perayaan Ceng Beng juga berbeda. 

ket.foto: Bukit Sentiong/dokumentasi pribadi
ket.foto: Bukit Sentiong/dokumentasi pribadi
Kembali Kejudul

Setiap tanggal 5 April, pada waktu dulu,seluruh warga Tionghoa,termasuk yang sudah memeluk agama lain,selain Konghucu, akan pulang kampung. Untuk menunjukkan baktinya bagi  orang tua yang sudah meninggal dunia. Karena rasa hormat terhadap orang tua,sangat kental dan tidak berakhir dengan kematian orang tua. 

20210404-215754-6069c6cad541df1767082592.jpg
20210404-215754-6069c6cad541df1767082592.jpg
Ket.foto.: nenek buyut saya asli dari Nias.nama Goerahie / Dokumentasi pribadi 

Cara mewujudkan rasa hormat adalah dengan membersihkan makam leluhur. Pada awalnya,begitu disiplinnya ,sehingga orang merasa kurang hormat ,bilamana ia menyuruh orang lain untuk membersihkan makam orang tua dan leluhur. 

Tanggal 5 April ini,disebut sebagai Ceng Beng atau Cing Bing. Namun ada juga yang memilih tanggal 4 April. Sejujurnya,saya tidak tahu ,mengapa ada dua tanggal yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun