Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pernah Berkunjung ke Negeri Tanpa Perbedaan?

3 April 2021   05:42 Diperbarui: 3 April 2021   06:08 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Ternyata Begitu Menakutkan

Dikala hati kita sedang rusuh membaca aneka ragam berita tentang orang saling baku hantam,hanya karena berbeda pendapat atau beda suku,pernah nggak terlintas dalam angan kita ,seandainya di negeri kita ini tidak ada perbedaan,sehingga semua orang hidup rukun dan damai? Apalagi sejak membaca diberbagai media sosial tentang ada orang yang mau bunuh diri,hanya untuk bisa membunuh sesamanya ,rasanya terbersit angan angan jauh dilubuk hati terdalam,seandainya ada negeri dimana orang hidup tanpa perbedaaan ,alangkah indahnya. Pengin sekali rasanya untuk sekejab merasakan betapa damainya hidup dalam keseragaman dan tanpa perbedaaan.

Apakah hal ini sesuatu yang wajar ataukah angan angan akibat terjerat emosinal saking tak habis pikirnya,mengapa ada orang yang mau mati demi mematikan orang lain ,hanya karena perbedaan ,saya sungguh belum mendapatkan jawaban yang tepat. Sambil duduk terkantuk kantuk dikursi lipat yang selalu saya bawa dibagasi kendaraan,saya dan isteri menikmati :"our time " di taman umum yang berlokasi di jalan Vincent

Tiba Tiba Ada Yang Menyapa

Tiba tiba ada yang menyapa :"Good afternoon Sir" ,sambil menyodorkan selembar tiket ,yang ada tulisan :"Free ticket" .Wah,ternyata ada yang berbaik hati membagi bagikan tiket gratis. Tentu saja saya terima dengan berbesar hati dan mengucapkan terima kasih kepada gadis yang menyodorkan tiket tadi. Ternyata tiket tersebut berlaku untuk perjalanan ke" Fantastic Country " dan diikuti dengan penjelasan singkat,bahwa di negeri Fantastic tersebut,semuanya serba gratis dan merupakan surga bagi yang ingin menikmati hidup damai. Untuk dapat berkunjung kesana,harus mendatangi "Terminal Contry of no Difference"

Sambil pikiran terus menerawang, seakan ada magnit yang teramat kuat ,menarik kedua belah kaki saya untuk melangkah menuju ke Terminal Country of no Difference. Setibanya disana, tiba tiba guntur berbunyi bersahut sahutan dan kilat sambar menyambar dan hujan turun dengan sangat lebat. Entah apa yang terjadi, udara yang tadinya cerah dan matahari bersinar cerah ,mendadak menjadi gelap gulita,Saya berlari ,karena beberapa meter didepan saya ,tampak ada sosok bayangan orang.Mungkin Petugas Terminal ,pikir saya dalam hati dan dugaan saya ternyata benar

Begitu tiba dan berteduh dibawahatap. Ternyata yang ada disana adalah seorang wanita. Langsung bibir saya bergerak untuk bertanya. Tapi belum sepatah kata jua terucapkan,malahan si wanita langsung berkata:" You are very lucky Sir. The train with destination to the Country of no Difference,just gone one second ago" .. Anda sangat beruntung tuan, kereta api yang menuju ke Perkampungan No Difference,baru saja pergi ,satu detik yang lalu"
Tentu saja saya heran dan merasa mungkin saya salah mendengar atau dikarenakan pemahaman bahasa Inggeris saya yang parah ? Ketinggalan kereta api,koq malah dibilang beruntung? Wanita,yang sejak tadi  berbicara,sama sekali tidak menengok kearah saya, sepertinya mampu membaca pikiran saya. Ia langsung melanjutkan :" Please read the ticket in your hands Sir"

Saya mencoba membaca tiket yang ada ditangan saya ,disana tertulis :" One way ticket ot Country of No Difference. No returns ticket".

Alangkah terperanjatnya saya,ternyata memang tadi saking mengantuk ,saya tidak baca lagi apa yang tertulis  di tiket. Menyaksikan saya dalam kebingungan,si wanita tadi mengatakan ,bahwa "Country of no Difference " adalah negerinya orang orang yang sudah mati. Bila saya tadi sempat naik kereta api yang akan membawa saya kesana,berarti saya tidak bisa kembali lagi" 

Kini saya baru paham,mengapa tadi gadis ini mengatakan bahwa saya beruntung,karena ketinggalan kereta api yang menuju ke Fantastic Country .Terasa bulu tengkuk saya berdiri dan lutut saya menggigil .Dan berusaha untuk berteriak . Tetiba isteri saya menepuk nepuk pundak saya ,sambil berkata :"Aduh,gimana nih Koko,masa baru duduk sebentar saja sudah ketiduran dan mimpi?" 

Saya membuka mata dan ternyata saya masih duduk dibawah pohon bersama isteri tercinta.Saya peluk isteri saya erat erat dan bersyukur kepada Tuhan,bahwa tadi saya tidak jadi berkunjung ke Country of no difference. Karena ternyata itu adalah negerinya orang orang mati 

Sungguh  saya tidak mau lagi ke negeri yang bernama Country of No Difference..Saya suka dunia yang sekarang, saya tempati bersama istiri,anak mantu cucu dan semua teman teman saya,.Sungguh saya mencintai dunia yang penuh perbedaan ini

Saya masih mau menulis terus di Kompasiana dan bertegur sapa dengan semua sahabat saya 

Praise the Lord,I still alive

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun