Untuk Mendidik Anak Tidak Perlu Menjadi Algojo
Setiap orang berhak menentukan gaya dan cara untuk mendidik anak anak mereka. Ada yang menyediakan rotan di rumah,sehingga sewsaktu waktu dapat digunakan bila anak anak tidak mematuhi aturan yang ada.Â
Bahkan ada juga yang mengggunakan ikat pinggang,untuk menghukum anak anak mereka yang melanggar aturan ,agar memberikan efek jera (menurut  mereka)  dan sebagai "outsider " atau orang yang berada diluar lingkar keluarga,kita sama sekali tidak berhak menjatuhkan vonis :"Itu salah atau itu benar"Â
Ada juga yang berkilah,bahwa :
- Boleh menghukum anak ,asal tahu batas dalam memukulÂ
- Tidak masalah memukul anak untuk memberikan efek jera
- Wajar bila anak dipukul  agar patuh,asal saja jangan terlalu keras
Apakah ada takaran,mana yang tidak terlalu keras atau batas mana yang boleh dipukul dan mana yang tidak boleh? Tapi biarlah menjadi urusan orang tua masing masing ,yang kelak akan mempertanggung jawabkan tindakannyaÂ
Menghajar Kuda Dengan Cambuk.Tapi Mengajar Anak Dengan Contoh Teladan
Pernah berkunjung ke rumah kenalan atau kerabat dan menengok ada rotan di dapur atau di sudut ruangan? Untuk apa rotan tersebut? Untuk memukul ular atau anjing?Â
Bukan, tapi untuk :"mendidik" anak anak mereka,agar tidak bandel. Bahkan ada kreasi orang tua, dimana ujung rotan dibelah belah,sehingga kalau dipukulkan akan menciptakan rasa sakit yang berlipat ganda, ketimbang rotan  yang ujungnya tidak dibelah.Â
Bahkan ada orang tua,yang merasa bahwa rotan tidak cukup kuat untuk mendidik anak anaknya,mengunakan kreasi yang lebih seram,yakni ikat pinggang.
Pro dan kontra, menggunakan alat alat siksa,dalam mendidik anak anak,berlangsung sejak saya masih di Sekolah Rakyat.Akan tetapi seiring dengan itu, penggunaan alat siksa masih tetap langgeng dalam masyarakat kita.
Sebagian masyarakat ,menilai ,bahwa  mendidik anak anak,harus dengan disiplin. Dan kalau anak masih bandel,sudah tepat menggunakan cara mendidik,dengan memukul.