Nah,karena merasa sudah bayar mahal,sebagian orang mengambil makanan sebanyak banyaknya dan kemudian baru makan setengah ,yang sisanya dibuang, Alasanya :"Saya sudah bayar mahal" Tapi belakangan ini,restoran sudah menerapkan aturan,bagi yang membuang sisa makanan,diwajiibkan membayar sejumlah uang.
Saya baru saja membaca tulisan dari pak Ronny Rachman Noor yang menulis bahwa "23 juta truk dengan prediksi setiap truk memuat 40 ton sampah makanan,terbuang sia sia setiap tahun" (terima kasih pak Roony)
Rasanya gimana tuh .Walaupun secara finansial sama sekali tidak ada hubungan dengan harta milik kita,tapi secara moral kita semua ikut perihatin.
Saya sudah sering mendengarkan kisah kehidupan langsung dari para immigran dari berbagai negara,bahwa ada "daur ulang sisa makanan" Salah seorang teman saya yang bernama Pedro asal dari pinggiran kota Manila menceritakan bahwa di negerinya ada makanan olahan dari sisa sisa makanan yang dibuang,yang bernama PAG PAG.
Jadi seluruh sisa makanan dari berbagai restoran,terutama restoran Chines Food ,dikumpulan dalam keranjang dan kemudian dibawa pulang.Â
Ilustrasi: https://www.kaskus.co.id
Kisah nyata hidup mereka ini,ternyata diperkuat oleh berita yang disiarkan oleh :
Bukan kisah baru, tapi tidak ada pelajaran hidup yang basi,bahwa sisa makanan yang mungkin kita anggap tidak berharga,diluar sana ada jutaan orang yang mendambakan,akan dapat mencicipinya .Tulisan ini khusus  dipersembahkan bagi kaum mileneal yang mungkin belum pernah merasakan hidup dalam kemiskinan.Â
Dan sebagai salah seorang yang lahir di era dai nippon,saya merasa termotivasi untuk menuliskan kisah ini dengan harapan akan dapat menggugah hati orang ,agar jangan pernah buang buang makanan. Kalau punya kelebihan,bagikanlah kepada orang yang tidak mampu