Hanya Lebih Sopan dan Santun Kedengarannya
Kalau pak guru atau bu guru sedang mengadakan ujian di kelas dan menyaksikan ada salah seorang siswa yang tampak gelisah dan melirik sana  sini atau mencoba melirik catatan rumus yang ada ditulis dikertas kecil, maka  guru akan menegor: "Hai Cindy,kami menyontek ya?"
Dan langsung dijawab dengan nada keras oleh siswa yang ditegur "Saya tidak nyontek bu!" Dan bu guru tentu saja tidak mau kalah gengsi dari siswanya,langsung balas membentak:"Bohong kamu" .Sekali lagi ibu lihat kami membuka catatan,kamu keluar dari kelas dan tidak usah ikut ujian lagi "
Tapi bila berhadapan dengan teman atau orang dewasa, tentu sikap dan tutur kata kita tidak sama dengan saat kita menegur siswa . Walaupun tujuannya sama,yakni mengatakan:"Kamu bohong" tapi disampaikan dalam tutur kata yang lebih halus dan santun,yakni :"too good to be true" Karena kalau disimak dari pengertiannya,maka :"too good to be true" bermakna:"untrue " ,tidak benar atau dalam bahasa yang lebih vulgar :"Bohong!"
Apa Alasan Orang Sehingga Merasa Perlu Mengeluarkan  Jurus Maut ini?
Ada banyak alasan,tergantung pada cara kita menilai orang lain. Baik dari tutur katanya maupun dari apa yang dituliskannya. Bila yang diceritakan adalah hal yang menurut kita tidak masuk akal ,seharusnya kita tidak perlu langsung menyerang orang dengan mengatakan :"Bohong" atau " too good to be true"
Contoh Nyata
Bila saya menceritakan apa yang saya alami sebagai penduduk Australia dan sekaligus sebagai Pemegang Kartu Senior,maka banyak fasilitas yang dapat saya mantaatkan.Misalnya :
- naik transportasi umum,seperti bis,kereta api dan trem gratis (selama tidak pada jam sibuk)
- biaya perawatan dokter,medical check up bahkan dirawat dirumah sakit semuanya gratisÂ
- Termasuk sarapan,makan siang dan makan malam selama di rumah sakit juga gratisÂ
- bahkan dokter dipanggil datang kerumah juga  gratis
Nah,membandingkan dengan kondisi di tanah air kita,terkesan penjelasan diatas :"tidak masuk akal" Â ,Masa iya,sudah tinggal di rumah sakit selama sebulan gratis,biaya perawatan juga gratis dan konsumsi selama sebulan juga gratis? Ah yang benar aja, Maka bila orang tidak mampu menahan dir maka keluarlah jurus :"Too good to be true".Â
Padahal sejatinya semua yang ditulis adalah pengalaman saya pribadi. Lalu apa pula gunanya berbohong hanya untuk sekedar bercerita ? Â Seharusnya,bila saat mendengarkan orang bercerita dan menurut kita :"tidak masuk akal" alangkah bijaknya bila kita tidak usah mengomentari atau sekedar basa basi bilang saya:"O gitu ya" hmm ya ya ya ?"
Karena ada banyak hal yang menurut kita "unbelieve able " ,hanyalah karena ketidaktahuan kita. Banyak hal yang menurut kita tidak mungkin tapi bagi orang lain adalah hal yang sangat biasa .Mengatakan orang pembohong,walaupun menggunakan istilah :"too good to be true"sesungguhnya sangat melukai hati orang.Saya sudah merasakannya dan saya jadikan pelajaran berharga.,agar jangan pernah mengucapkannya terhadap siapapun.
Pengalaman Pribadi
Hal ini terjadi ketika saya menuliskan betapa anak anak kami sangat menyayangi kami ,sehingga semua kebutuhan kami disediakan oleh anak anak kami, Maksudnya menceritakan hal ini adalah untuk berbagi  kegembiraan hati. Karena selama ini sering menulis tentang  betapa sulitnya hidup kami sewaktu masih muda. Dan kini setelah hidup berkecukupan,ingin juga berbagi kisah hidup ,agar tulisannya menjadi berimbang,
Sejak mendapatkan komentar via WA bahwa tulisan saya adalah :"too good to be true" maka saya mulai menata diri,untuk membatasi menulis hal hal yang mungkin bagi orang lain,dianggap "overdosis" .Agar jangan lagi sampai mendapatkan komentar seperti diatas.
Hanya sebuah renungan menjelang tidur ,semoga ada manfaatnya
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H