Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dua Kali Gagal

20 Februari 2021   17:52 Diperbarui: 20 Februari 2021   17:58 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto : dijepret perhari ini tanggal 20 Pebruari.2021 /dokumentasi pribadi

Sudah mencoba merangkak melalui batuan karang yang terjal dan tajam ,serta turun hingga ke lokasi perburuan,tapi batal karena putra kami bilang :"Papa ,jangan ikut pa.terlalu bahaya. Airnya dalam dan ombak besar"  

Maka saya hanya bisa duduk menyaksikan ,walaupun sesungguhnya ingin ikut serta berburu Abalone. Bahkan kali keduanya,saya harus cukup puas duduk ditebing dan tidak turun kebawah,karena seluruh ruas jalan yang biasa ditapaki sudah tertutup dengan air dan disertai ombak yang besar.

ket.foto: hasil tangkapan dalam keadaan hidup/dokumentasi pribadi
ket.foto: hasil tangkapan dalam keadaan hidup/dokumentasi pribadi
Tadi pagi, jam 4.00 subuh kami berdua sudah bangun. Mandi dan sarapan pagi serta tidak lupa segelas capucinno. Dan jam 5.30 saya sudah mengemudikan kendaraan dan didampingi isteri tercinta. Sesungguhnya,perburuan baru dimulai jam 7.00 pagi,tapi kalau datang terlambat,maka seluruh tempat parkir penuh. 

Berarti harus parkir dua tiga ratus meteran dari lokasi.Maka untuk menghindari hal ini,kami selalu datang lebih awal.Teryata disana sudah ada puluhan kendaraan yang lebih dulu datang dari kami. 

Tapi masih ada 3 atau 4 lagi tempat parkir yang kosong.Begitu kami parkir,dalam waktu hanya selang 2 menit,maka seluruh tempat parkir sudah terisi penuh. Sambil menunggu putra kami yang datang dari rumah yang berbeda,kami berdua duduk di dalam kendaraan 

Dan selang beberapa menit kemudian ,kami turun  dari kendaraan dan berjalan menuju ke tepi pantai. Beberapa menit kemudian putra kami Irmasnyah tampak datang dan kami langsung turun ke laut. 

Syukur hari ini ombak tidak besar dan air tidak terlalu dalam. Ketika pluit berbunyi,semua mulai mencari abalone dan tentu saja saya sangat senang kali ini bisa ikut serta. 

ket.foto: sesudah dibersihkan.dokumentasi pribadi
ket.foto: sesudah dibersihkan.dokumentasi pribadi
Berebutan Dengan Ombak

Pada saat air laut tenang,maka  harus secepatnya mencari yang mana Abalone ,mencongkel dengan obeng dan harus segera mengambilnya.

Bila ombak tiba,maka sia sialah usaha kita, karena Abalone yang sudah terlepas dari batu karang ,akan hanyut terbawa ombak. Kalau sudah ditangan,harus cepat diukur,dengan alat pengukur yang sudah disediakan ditangan.Bila tidak sesuai ukuran minimal.harus dilepaskan ,agar tidak didenda 200 dolar on the spot.

Kulit abalone/dokumetasi pribadi
Kulit abalone/dokumetasi pribadi
ket.foto: anak anak abalone,yang terbawa bersama induknya/dokumentasi pribadi
ket.foto: anak anak abalone,yang terbawa bersama induknya/dokumentasi pribadi
Sambil berjongkok mencari Abalone dan didorong ombak,lumayan bagi orang yang pemabuk. Syukurlah saya tidak termasuk yang pemabuk.Akhirnya  15 ekor Abalone sudah dikantongi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun