Adalah Sahabat Yang  "Cerdik"
Kemanapun kita pergi selalu ada sahabat yang menyambut kita,tentu saja merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan dan patut disyukuri.Â
Bukan karena kita gila hormat ataupun mabuk sanjungan, tapi mendapatkan sambutan hangat dari para sahabat kita, sungguh merupakan suatu kebahagiaan yang tidak ternilai.Â
Bayangkan kemanapun kami pergi,selalu ada sahabat yang akan menemani kami,selama berada disana. Bahkan di Mataram,ketika kami menginap di Hotel Lombok Raya dan ketika akan check out, setelah 3 malam disana,ternyata sudah dilunaskan oleh Pak Rudy Geron,sahabat Kompasianer.Â
Kalau ke kampung halaman kami di Sumatera Barat,berebutan yang mengajak kami makan bersama Tapi tujuan bersahabat tentu bukan untuk mendapatkan fasilatas secara gratis. Karena persahabatan yang tulus tidak pernah menghitung untung rugi.Â
"Kalau saya kasih kado yang harganya Rp100.000.-- lalu kado hadiah berapa yang kelak saya terima?" Kalaulah ini yang jadi takaran, maka bukan lagi hubungan persahabatan namanya, melainkan bisnis terselubung.Â
Antarkan Hadiah mahal ke rumah Pejabat,dengan harapan dapat "kompensasi" dalam bentuk fasilitas,yang kelak akan dapat menghasilkan keuntungan berlipat kali dibandingkan dengan hadiah yang diberikan.
Bersahabat Dengan Siapa Saja
Persahabatan yang tulus tidak memilih mana yang kaya dan mana yang minim kondisi ekonominya. Kita bersahabat dengan siapa saja,termasuk dengan orang yang termasuk minim dalam hal keuangan. Bahkan boleh jadi  "hanya " berprofesi sebagai Sopir Jadi dalam hal pertemanan adalah hal yang sangat biasa, untuk saling mentraktir tergantung posisi dan kondisi. Dan karena kami sebagai orang tua,lebih banyak kami yang mengudang daripada diundang..Hal ini dalam sebuah persahabatan adalah sangat biasa.Â
Kecuali kalau diajak makan oleh anak cucu dan keponakan kami,maka tidak pernah boleh kami yang membayar pesanan makanan. Semuanya merupakan hal yang sangat lazim tergantung tradisi dan kondisi masing masing tempat dan daerah. Tapi hubungan persahabatan tentu saja tidak hanya melulu masalah perut, tapi merupakan hubungan yang menyangkut hampir setiap ruang hidup kitaÂ
Tipe Orang Yang Perlu Diwaspadai'
Bergaul dengan orang pintar tentu saja sangat banyak hal positif yang dapat kita petik dalam perjalanan persahabatan kita. Karena banyak hal yang awalnya kita tidak tahu menjadi tahu.Â
Ada istilah "take and give" Saling memberi dan saling menerima dalam sebuah perjalanan persahabatan tentu saja merupakan hal yang  sangat lazim. Tapi secara pribadi saya lebih cendrung melandasi sebuah persahabatan dengan filosofi "Giving is giving" .,memberi ya memberi ,tanpa berniat mendapatkan balasan apapun.Â
Tapi ada yang perlu dihindari,adalah bersahabat dengan orang orang yang cerdik. Karena orang yang cerdik,dalam hubungan  persahabatan hanya memilikirkan mana yang menguntungkan bagi dirinya.
Inilah yang dimaksudkan "sahabat bayangan" Yang selalu ada bila sinar mentari sedang cermelang tapi begitu sinar mentari meredup,maka bayangan akan memudar dan menghilang. Â Sahabat yang hanya mau ikut tertawa,saat kita tertawa,tapi saat kita menghadapi masalah,maka menangislah kita seorang diri
Tipe orang semacam ini, adalah tipe orang "cerdik,"yang selalu memperhitungkan untung rugi bersahabat dengan diri kita. Kalau mengnntungkan maka ia akan selalu bersama kita,tapi bila kondisi kita ngedrop..maka ia akan hilang dari sisi kita. Bahkan tega melakukan apapun demi mencapai tujuannya
2 Tahun Menderita Karena Salah Memilih SahabatÂ
Akibat bersahabat dengan orang "cerdik,"saya pernah menderita selama dua tahun dan menghabiskan dana yang tidak sedikit.Karena "sahabat " yang eerdik tega berbuat sesuatu yang sama sekali tidak terpikirkan oleh kita.
Salah satunya adalah menghianati diri kita. Akibat keteledoran saya sendiri,maka saya harus membayar sangat mahal,yakni dua tahun hidup menderita lahir batin bahkan pernah menjadi orang tahanan. Agar pengalaman menyakitkan ini,jangan sampai terjadi pada orang lain,maka saya tulis artikel ini,agar menghindari bersahabat dengan orang cerdik (baca :"licik")
Tjiptadinata Efffendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H