Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menikmati Kepiting Hasil Tangkapan Sendiri

20 Januari 2021   20:37 Diperbarui: 20 Januari 2021   21:12 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket. foto: semua foto yang menjadi gambar pendukung diartikel ini adalah dokumentasi pribadi

Memang Beda Rasa Dengan Yang Dibeli

Jenis makanan yang paling enak adalah seafood. Setidaknya bagi saya dan isteri. Disamping rasanya enak,juga sangat bermanfaat bagi kesehatan dan jauh dari lemak seperti bila kita makan daging.

Tapi sayangnya, makanan apapun yang termasuk kategori Seafood harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga daging. Seperti yang sudah saya tuliskan dalam artikel terdahulu, harga daging di Australia berkisar antara 8 hingga 12 dolar perkilogram tergantung jenis dagingnya. 

Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah daging sapi. Kalau harga Lobster perkilonya sekitar 65 dolar. tapi konon belakangan ini harga Lobster agak anjlok, untuk alasan yang belum dapat dikonfirmasikan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Karena itu, ketika kami mendapat kiriman Lobster hingga berkali kali dari putera kami Irmansyah Effendi tentu saja kami sangat senang. Masih sedang menikmati rasa lobster yang aduhai, kami sudah diajak untuk wisata laut dan sekaligus memancing,dengan menumpang Boat sahabat putera kami Irmansyah Effendi

Sejak kemarin hingga hari ini kami berdua masih menikmati masakan ikan hasil pancingan sendiri. Disamping memang karena masih Fresh from the sea, juga ada kenikmatan tersendiri saat menikmati hasil tangkapan sendiri, ketimbang di beli di pasar

Dokpri
Dokpri
Menangkap Kepiting  Ada Aturannya

Ternyata bukan hanya menangkap ikan saja yang sarat dengan  berbagai aturan mainnya,ternyata menangkap kepiting juga banyak syaratnya. Disamping harus memenuhi standard, kepiting betina tidak boleh ditangkap. Saya pernah menangkap seekor Kepiting betina yang besar, tapi kemudian terpaksa dilepaskan lagi karena tidak boleh menangkap kepiting betina

Tapi kali ini, karena air cukup dalam,untuk dapat menangkap kepiting maka saya memilih tidak ikut kali ini. Jadi yang masuk kedalam air adalaj putera kami Irmansyah Effendi dan cucu cucu kami .

ket.foto; Yang ini dilepas kembali ke laut,karena kurang beberapa milimeter untuk memenuhi persyaratan | Dokpri
ket.foto; Yang ini dilepas kembali ke laut,karena kurang beberapa milimeter untuk memenuhi persyaratan | Dokpri
Dengan menggunakan  alat penangkap kepiting yang mirip dengan  model alat penangkap kupu kupu namun terbuat dari jaring  yang cukup kokoh. putra kami dan anak mantunya masuk kedalam Swan River dengan kedalaman  air setinggi pinggang. Dalam waktu sekitar satu jam lumayan ada 5 ekor kepiting yang dapat ditangkap.

Tapi yang satu ekor dilepaskan kembali ke laut karena ukurannya kurang beberapa milimeter dari ukuran minimal. Maka daripada didenda, jalan terbaik bila ada keraguan maka hasil tangkapan dilepas  kembali ke laut

Hal lain yang cukup menarik adalah ,walaupun begitu banyak orang yang datang dan pergi ,lokasi wisata ini tetap steril dari sampah apapun.Setiap pengunjung membawa kantong plastik,untuk tempat sampah dan kemudian membuangnya kedalam tong sampah,yang memang disediakan disanan

Ada toilet Umum Yang Cukup Bersih

Ada toilet umum,untuk pria dan wanita,serta khsus bagi penyandang disable. Lokasinya hanya berjalan kaki dua tiga menit . Tolet ini tampak terejadi dan dirawat dengan bersih dan para pengunjung  ,sudah menyadari bahwa kebersihan lingkungan adalah tugas bersama ,sehingga tidak ada yang membuang sampah tisu di dalam toilet,walaupun tidak ada yang melihat

Dokpri
Dokpri
Sambil menikmati udara pantai yang menyehatkan ,kami duduk hingga malam hari sambil menikmati makan malam,yang dibawa oleh  Luci mantu kami. Untuk masuk ke lokasi ini tidak ada pintu gerbang dan tidak ada penjualan  tiket, jadi semua bebas masuk kedalam lokasi.

Begitu juga parkir gratis. Karena itu tak mengherankan lokasi ini sarat dengan para pengunjung . Apalagi di musim panas yang kering menyebabkan warga setempat lebih senang menghabiskan waktu istirahat bersama keluarga di tepi pantai, Karena disamping dapat menikmati pemandangan indah ,ada angin yang bertiup lembut dan sejuk dengan menikmati santap malam bersama keluarga tercinta. 

Dokpri
Dokpri
Bagi yang tidak ingin repot, ada Dome  disini,yang menjual makanan dan minuman. Jadi semuanya terserah kepada para pengunjung. Kami berdua ,tidak perlu repot membawa ini dan itu, selain dari kursi lipat yang khusus kami bawa di bagasi kendaraan .Sambil duduk bersandar dan menikmati makanan yang disuguhkan anak mantu cucu,sungguh menghadirkan rasa syukur yang sangat mendalam

Catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun