"Aduh,sayang banget" pikir saya dalam hati,Kalau di Indonesia bebas. Mau tangkap kakek neneknya ikan,anaknya atau cucu cucu ikan juga no problem at all.Kog disini banyak banget ya aturannya?" Tapi ,seperti kata pribahasa :"Dimana bumi dipijak,disana langit dijunjung"
Sambil menikmati indahnya pemandangan di Fremantle ,kami menikmati makanan kecil yang dibawa oleh putra kami dan semua sampah dimasukkan kedalam tong sampah agar jangan ada yang terserak dilaut. Dalam hal ini pak Andik ,tampak sangat mematuhi aturan yang berlaku di negeri orang.
Bahkan boat dilengkapi dengan toilet in case of emergency.
Selang beberapa saat isteri saya dapat ikan secara berturut turut ,sehingga 5 ekor. Tapi yang satu ekor ,panjangnya kurang 1/2 centimeter dari ukuran yang diwajibkan .Dan dengan paksa rela di lautkan kembali. Sungguh enak tinggal di Indonesia, apa saja yang berhasil dipancing,boleh dimiliki,,tapi disini,kurang setengah centimeter saja,harus dikembalikan kelaut. Aduh,tapi mau apa lagi ?Â
Dapat Ikan Pari
Tetiba Paul bersorak.karena pancingnya disambar ikan besar. Setelah naik kepermukaan.baru tahu bahwa yang terpancing adalah ikan pari besar.Â
Wuih sudah terbayang makan ikan pari bakar..Eee kata pak Andik dilarang...
Menurut pak Andik,dulu bagi orang Indonesia,sama sekali tidak masalah mengenai ukuran ikan,Jalan keluarnya  yakni mereka bawa kompor masak portable di boat. Semua ikan yang kurang ukurannya dimasak dan dijadikan santap siang atau santap malam . Hanya yang ukuran sesuai aturan saja yang dibawa pulang
Dan :"ketrampilan ini,hanya dimiliki oleh orang Indonesia ,yang memang selalu mampu mencari solusi dalam segala masalah"Tapi suatu waktu entah karena apa,kompor gas meledak dan boat ikut terbakar .Sejak saat itu,orang Indonesia dengan paksa rela mematuhi aturan ,yakni hanya ikan yang sesuai ukurannya,yang dibawa pulangÂ