Tapi ini adalah sebuah kenyataan yang sekaligus menepis kekeliruan cara berpikir bahwa "ah, nggak mungkinlah"Â
Sengaja nama-nama yang hadir tidak saya sebutkan, karena khawatir ntar salah tulis, karena saya hanya mendengar nama sepintas. Nah daripada salah menulis nama orang, lebih baik jangan ditulis ah. (ini cuma alasan saya, padahal sesungguhnya saya tidak hafal nama mereka)
Usai acara tukar-menukar kado dengan cara dan gaya yang unik dan memancing ketawa sepanjang acara berlangsung, saya melirik ke arloji. Jam sudah menunjukan pukul 9.20 malam dan acara masih akan berlanjut hingga midnight. Karena masih harus mengemudikan kendaraan selama setengah jam menuju kediaman kami di Burns Beach, saya dan istri pamitan. Diantarkanlah kami hingga ke tempat parkir oleh putra kami Irmansyah.
Ada rasa syukur yang meluap dalam hati, karena di usia menua, kami diberikan kesempatan untuk menikmati saat-saat bahagia dalam segala keberagaman. Satu lagi bukti bahwa perbedaan bukanlah kutukan, melainkan justru merupakan berkat bagi umat manusia. Asal saja sama-sama mau membuka hati untuk menciptakan living in harmony.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H