Maka saya mengiyakan dan keesokan harinya,setelah saya telpon ternyata mendapatkan sambutan hangat dari pak Suwanto. Maka kami langsung ke rumahnya di Kebun Jeruk. Disambut dengan hangat dan kami mulai saling berbagi kisah. Setelah hampir satu jam,ngobrol sana sini, akhirnya saya sampaikan, "Maaf pak Suwanto, isteri saya mau menawarkan sesuatu boleh?"
"Ya boleh, masa nggak ?" Dan selanjutnya, saya hanya jadi pendengar yang baik. Dan dalam waktu kurang dari setengah jam, Pak Suwanto mengambil keputusan "Ini pertama kalinya saya masuk asuransi, karena saya percaya pada bu Roselina. Dan saya mau masuk dalam dollar" Ternyata nilai polis yang ditutup oleh pak Suwanto sangat fantastic. Sehingga dengan masuknya Polis dari Pak Suwanto, status peringkat isteri saya dari "Champion" menjadi "Champion Honour" Berarti berhak ikut tour keluar negeri dengan membawa pasangan.Â
Apa Kata isteri saya? Begitu keluar keputusan dari Pimpinan perusahaan,bahwa status Reward isteri saya dari Champi0n menjadi Champion Homour ,isteri saya langsung menelpon, "Koko,terima kasih ya, berkat koko dampingi ke rumah pak Suwanto, saya berhasil meraih Champion Honour."
Karena itu, masalah penghasilan isteri jauh lebih besar ketimbang penghasilan saya, bahkan saya diajak isteri ikut tour dengan memanfaatkan fasilitas yang dihadiahkan kepadanya, saya sama sekali tidak merasa rendah diri, apalagi malu. Bahkan saya bangga, dalam usia sudah berkepala 5, isteri saya mampu mengalahkan rekan wanita sekantornya,yang berusia rata rata dibawah 30 tahun.Â
Jadi menurut saya, apakah seorang suami akan merasa malu atau tidak ,bilamana penghasilannya jauh lebih besar ketimbang penghasilan suami,kuncinya ada pada isteri.Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H