Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Terberat bagi Seorang Wanita

11 Desember 2020   21:03 Diperbarui: 29 April 2021   08:35 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukanlah Ketika Harus Hidup Menderita

Ketika mengucapkan janji pernikahan ,pasangan mempelai saling mengucapkan :" Aku mencintai engkau dalam suka maupun dalam duka. Dalam untung maupun malang Dan  aku akan mencintai dan menghormati engkau sepanjang hidupku. " Dan sejak saat itu,kedua mempelai sudah sah sebagai suami isteri. 

Tetapi ,ternyata menjalani hidup pernikahan ,tidaklah semudah ,ketika mengucapkan janji pernikahan dengan suara lantang di depan altar. Ada begitu banyak godaan,yang mampu mengoyahkan keteguhan cinta salah seorang dari pasangan ini. Boleh jadi tergoda akan wanita yang lebih muda dan cantik dan bagi isteri,mungkin bisa tergoda pada pria muda ,tampan dan hidupnya sudah mapan.  

Disisi lain,godaan itu bisa datang dalam bentuk ,harus hidup menderita mendampingi laki laki yang sudah sah sebagai suaminya,sungguh bukanlah perkara mudah.Khususnya bagi wanita,yang sebelum menikah sudah terbiasa hidup dalam kecukupan di tengah keluarga besarnya. 

Dalam saat saat seperti inilah :"janji pernikahan " yang sama sama diucapkan sewaktu akad nikah,jadi taruhannya. Dan ternyata ,cukup banyak yang tidak lulus ujian ini. 

Ujian Hidup Belum Selesai

Setelah melalui  perjalanan panjang ,tidak tergoda oleh pria ataupun wanita lain,selain dari pasangan hidupnya, serta mampu bersabar untuk bersama sama hidup menderita dalam kekurangan, ternyata ujian masih belum selesai. 

Malahan justru merupakan Ujian yang paling sulit bagi seorang isteri,yakni mengundurkan diri,disaat berada dipuncak karirnya. Bagi seorang wanita yang nota bene juga adalah seorang isteri,mendapatkan penghasilan yang fantastis setiap bulan,sungguh merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. 

Apalagi berhasil mencapai rekord tertinggi selama berturut turut 3 tahun . Menjadi  motivator dalam perusahaan dan setiap pertemuan mingguan selalu mendapatkan kesempatan untuk tampil sebagai pembicara. Mendapatkan standing applaus,penghasilan yang fantastis dan setiap tahun ada bonus keluar negeri bersama pasangan,atas biasa dari perusahaan.  

Kerja diruang full ac. Setiap pagi ada si mbak yang mengantarkan kopi di ruang kerjanya. Tidak banyak orang yang dapat mencapai hingga posisi ini. Dan kini disaat berada dipuncak karir,tetiba suami meminta untuk meninggalkan semuanya ini. Sungguh merupakan ujian yang mahaberat bagi seorang isteri.

Wanita Itu Adalah Isteri Saya

Setiap kali teringat akan kejadian ini,saya merinding.Tidak berani membayangkan,seandainya isteri saya memilih karirnya ketimbang diri saya. Tapi saya tidak ingin menguras energi untuk mengandai andai sesuatu yang buruk. 

Setiap kali ingat hal ini,semakin besar rasa syukur saya kepada Tuhan dan semakin besar rasa cinta terhadap wanita yang dengan ikhlas sudah meninggalkan segala galanya,demi cintanya pada saya. Apalagi .saat isteri saya membisikkan :"Sayang,satu satunya laki laki yang saya cintai dalam hidup ini ,hanyalah dirimu ...." Dan saya sungguh tidak mampu berkata kata apa apa.menerima pernyataan cinta yang begitu tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun