Jadilah Selalu Dirimu Sendiri
Begitu seringnya kita mendengarkan ungkapan "Always be yourself " ini,sehingga sudah hafal dengan kalimat yang terdiri dari 3 patah kata ini. Menjadi diri sendiri,bagi sebagian orang ,menjadi sangat sulit,karena keinginan yang mengebu gebu ingin menjadi insan yang seirama dengan sosok panutannya. Hal ini sudah terjadi sejak zaman jadul. Salah satu contoh, saat Elvis Presley merajai dunia musik kaum muda. hampir semua remaja.mencoba meniru gaya Elvis,baik dalam menata rambutnya,memelihara jambang dan berjalan dengan tubuh yang bergoyang goyang gaya orang lagi menari rock n roll. Â Ternyata gaya ingin meniru sosok idola,tidak berakhir dengan berlalunya zaman,tapi malahan semakin meningkat dalam berbagi versi dan gaya. Serta membias kehampir setiap ruang dan sudut kehidupan .Yakni bukan hanya sebatas gaya anak muda,tapi justru orang orang dewasa sudah terjerumus ,dengan meninggalkan jati diri sendiri,hanya demi dapat memiliki kemiripan dengan sosok yang diidolakannya.
Pada umumnya ,orang menanggalkan jati dirinya,entah sadar ataupun tidak,karena merasa bahwa yang ada diluar sana,jauh lebih baik dan menarik ketimbang yang dimilikinya. Baik dalam hal berbusana,maupun dari cara berkomunikasi. Ketika berkesempatan pulang ke kampung halaman saya di Padang,kaget menemukan bahwa ,generasi mileneal sudah tidak lagi menggunakan sapaan:"Uda" dan "Uni" .tapi sudah diganti dengan panggilan "Bang" dan " Mbak" Â .Bahkan sebagian besar generasi mudah sudah tidak lagi bisa berbahasa daerah sendiri. Ketika saya ajak berbahasa Padang,malahan tampak bingung mau menjawab apa?
Hal ini ,hanya salah satu contoh nyata,betapa hasrat hati ingin  menjadi "orang Jakarta " menyebabkan generasi muda meninggalkan jati dirinya sebagai orang Padang ,karena tidak ingin terkesan :"kampungan" karena menggunakan bahasa daerah sendiri.
Tinggal Diluar Negeri,Lupa Bahasa Sendiri?
Setiap kali bertemu sesama orang Indonesia di Australia,saya selalu berbicara dalam bahasa Indonesia. Dan bila bertemu dengan sesama orang dari Sumatera Barat ,saya ajak berbicara dalam bahasa daerah. Kalau anak anak yang sudah lahir disini,dapat dimaklumi kalau mereka kagok berbahas Indonesia,tapi kalau baru tinggal setahun dua tahun di Australia,terus lupa bahasa negeri sendiri? Â Bulan lalu.saya dan isteri diundang bu Fey Down Kompasianer yang sering menulis tentang Scammer ,maka sejak dari awal bertemu ,kami asyik bercerita dalam bahasa Indonesia.Â
Berbicara dalam bahasa Indonesia saja,sudah dapat menghibur kerinduan hati untuk pulang kampung yang tertunda karena miss Corona. Hampir dua jam kami saling bercerita dalam bahasa ibu,yakni bahasa Indonesia. Pertemuan yang kesekian kalinya,tapi selalu menyisakan kenangan manisÂ
Kalau ketemu sesama orang Indonesia,yang berbicara dengan kami dalam bahasa Inggeris,saya selalu bilang:" Maaf,saya tidak bisa berbahasa Inggeris . Begitulah bagi saya dan isteri,memahami makna "Always be yourself" ,yakni baik dalam cara berpakaian,cara makan dan gaya berbicara..Mungkin saja bagi orang lain,beda pula cara memaknai arti "Always be yourself."tentu saja merupakan hak setiap orang.
Menjadi diri sendiri adalah cara hidup yang paling mudah dan aman,karena tidak harus bawa bawa topeng kemanapun kita pergi,benar nggak ya ?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H