Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal yang Tidak Biasa

15 Februari 2021   20:15 Diperbarui: 15 Februari 2021   20:46 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Hidup Bertetangga di Australia

Kalau di negeri kita, saking akrabnya dengan para tetangga, maka masalah pinjam meminjam ataupun minta ini dan itu, adalah hal yang sangat biasa.Setidaknya di kampung halaman kami di Padang. 

Misalnya,kalau lagi membersikan rumput dipekarangan rumah dan tetiba tangkai cangkul patah,maka  dengan mudah kita bisa  ketetangga dan bilang :" Angku ,cangkul awak patah ko, bulieh pinjam cangkulnyo? " ( cangkul saya patah,boleh pinjam cangkulnya pak?) Maka dijamin ,secara serta merta ,tetangga akan meminjamkan cangkulnya. 

Begitu juga,bila isteri tetangga lagi masak dan ternyata lupa beli cabe,maka ia bisa datang kerumah kita dan mengatakan :" Uni, lado awak abieh,lai bulieh minta lado saketek?"( saya kehabisan cabe.boleh minta sedikit?") Dijamin tidak ada yang bakal menolak,karena hal ini sudah mendarah daging sejak tempo dulu,setidaknya dikampung halaman kami.

Lain Jambi Lain  Kerinci Beda Negeri Beda Tradisi

Beda dengan di negeri kita,disini masalah pinjam meminjam ,dianggap sesuatu yang tabu.. Kalau di pekarangan rumah mereka ada pohon yang sedang berbuah lebat,maka tanpa diminta,mereka akan mengantarkan kepada kita.  Bila kita sedang menebang pohon,kalau tetangga memang tidak lagi sibuk,maka tanpa perlu minta tolong,mereka akan datang dan menawarkan bantuannya.

Tapi bila dalam keadaan emergency,misalnya ada yang sakit dan butuh bantuan,maka tanpa diminta ,para tetangga akan datang membantu.Bahkan suatu saat ,saya lupa mematikan lampu kendaraan, tetangga datang dimalam hari dan mengetuk pintu,untuk memberitahukan bahwa lampu kendaraan masih menyala. Jadi dibilang mereka egois juga tidak tepat,karena memang budaya berbeda. 

Walaupun Tetangga Tapi Kehidupan Privasi Mereka Tidak Boleh Diganggu 

Kalau di negeri kita ,saking merasa dekat dengan tetangga,kita sampai hafal nama mereka,dari mulai nama mertuanya,hingga nama cucu cucu. Untuk menunjukan rasa persahabatan,maka kita mulai nanya :

  1. suami kerja dimana ? 
  2. rumah punya sendiri atau sewa?
  3. itu pria yang tua ayah atau mertua?
  4. dan seterusnya dan seterusnya

Kalau disini,hal tersebut tidak lazim ditanyakan.Biarkanlah mereka yang memperkenalkan anggota keluarganya.jangan kita yang nanya nanya. Karena boleh jadi,yang kita kira ayah atau kakeknya,eee ternyata suaminya .Atau wanita yang kita kira ibu mertuanya,ternyata adalah istrinya. Nah kalau sudah begini,mau gimana lagi hubungan dengan tetangga?

Tetangga Tega Melaporkan Bila Merasa Terganggu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun