Sehebat Apapun Diri Suatu Waktu Kita Pasti Butuh Bantuan Orang
Bila kita hidup dalam keberuntungan, tentu saja kita boleh bergembira ria. Seperti lagu anak anak:"Disini senang,disana senang dimana mana hatiku senang.. trala lala lala ..." Hidup serasa berada di Taman Firdaus. Rumah indah, ada taman bunga dan buahan yang ranum dan setiap saat dapat dipetik untuk dinikmati. Â Lapar?Â
Tinggal telepon kesalah satu restoran mewah dan dalam waktu kurang dari satu jam,pesanan sudah diantarkan di depan mata kita.Â
Ada urusan surat menyurat? No problem at all. Ada uang,semuanya beres. Tidak perlu ikut antri, tapi petugas bisa ditelepon datang ke rumah. Bahkan slip jari juga bisa diambil sambil duduk manis nonton tv dirumah. Bukan kita yang sowan pada pejabat,tapi sebaliknya pejabat yang datang sowan kerumah kita
Mau keluar negeri? Wuih,itu cuma urusan kecil . Beli mobil? juga gampang ,semudah membalik telapak tangan.Â
Rasa Syukur Bertransformasi Menjadi Takabur
Segala kemudahan dan kelimpahan yang diterima,yang awalnya menghadirkan rasa syukur yang mendalam, secara tanpa sadar berubah ujud.Â
Bertransformasi menjadi takabur. Merasa diri orang paling hebat,paling pintar, paling kaya dan paling benar. Sikap mental yang  awalnya ,sarat dengan rasa peduli pada orang lain yang sedang menderita,berubah ujud menjadi sikap masa bodoh.Â
Bertolak belakang dengan ulat kepompong yang berubah ujud menjadi seekor kupu kupu cantik, sebaliknya diri kita dari sosok yang penuh welas asih,karena pernah merasakan betapa pahitnya hidup dalam penderitaan dan kemiskinan,kini berubah menjadi sikap tidak peduli dan  dibelenggu oleh rasa arogan yang menjajah diri.
Suatu Waktu Kita Butuh Bantuan Orang Lain
Tidak selamanya uang dan kekuasaan dapat dimanfaatkan untuk melindungi diri kita. Suatu waktu, ada kalanya uang tak berarti apa apa . Misalnya saat kita terbaring dijalan raya dan tak mampu bergerak, bila tidak ada orang yang mau menolong kita. Atau tiba tiba saja, kita pusing dan terjatuh  ditempat sepi,kita akan mati disana,bila tidak ada orang yang mau menolong kita.
Karena itu, disaat saat dewi fortuna berada bersama diri kita, janganlah sampai membuat diri kita takabur. Kekayaan yang kita miliki dan dibanggakan, boleh jadi bagi orang lain,hanya uang recehan.
Bersahabat dengan pejabat bukan berarti serta merta menjadikan diri kita orang penting. Percayalah, apa yang kita banggakan,baik harta, pengaruh dan kehebatan diri dalam berbagai hal.suatu waktu kita akan membutuhkan uluran tangan orang lain.
Hanya sebuah renungan kecil di pagi indah ini. Â
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI