Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memandangi Sebuah Foto Jadul, Hadirkan Sejuta Kenangan

24 November 2020   04:45 Diperbarui: 24 November 2020   05:18 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyebabkan Kita Tersenyum dan Menangis 

Kemarin saya dan isteri selama hampir setengah jam berkomunikasi lewat telepon genggam dengan Eduard, sahabat sejak tahun 1957 yakni semasa kami masih sama sama di SMP.

Persahabatan ini terus berlanjut. Bahkan sewaktu kami menikah, Eduard ikut menjadi pendamping pengantin. Dan sambil berbicara di telpon, isteri saya mengeluarkan selembar foto yang sudah agak mengabur di makan zaman . Maklum foto tersebut dicetak tahun 1965 yakni 55 tahun lalu di hari pernikahan kami. 

Saya pandangi satu persatu wajah yang ada dalam foto tersebut yang masih berusia 6 tahun waktu itu dan berdiri di depan pengantin adalah adik kami Margaretha yang sudah sejak lama tinggal di Padova di Italia. Dan setiap kali kami berkunjung ke Italia, pasti menginap di rumah Margaretha bersama Sandro suaminya orang Italia. Disampingnya, ada Murcuanto, keponakan isteri yang kini sudah jadi kakek dari 2 orang cucu.

Sedangkan gadis yang berdiri disamping saya adalah sahabat baik isteri saya yang sudah lama kami kehilangan kontak. Karena sejak kami menetap di Australia, nomor HP Indonesia diblokir karena lama tidak digunakan.

Berdiri disamping belahan jiwa saya adalah Magriet, sepupu isteri yang kini masih tinggal di Padang, namun suaminya sudah almarhum.

ket.foto: isteri saya bersama Margaretha dan Sandro di Tropea - Italia ,2 tahun lalu/dokpri
ket.foto: isteri saya bersama Margaretha dan Sandro di Tropea - Italia ,2 tahun lalu/dokpri
Yang Masih Ada dan Yang Tiada

Yang berdiri dibelakang kami adalah Eduard, sahabat lama kami yang kini tinggal di Tangerang. Sedangkan yang di bagian paling kanan adalah pak Yakobu, guru saya semasa di SMP Frater Padang yang sudah lama almarhum. 

Begitu juga yang berdiri paling kiri, paman saya sudah lama tiada. Dan satu lagi Eng Hie, sahabat sekelas di SMP yang juga sudah lama almarhum. Hingga disini, tanpa sadar mata saya basah karena disaat sama sama menua,kami tidak sempat saling bertemu lagi. 

Sedangkan yang 1 orang lagi sudah sejak lama putus kontak karena nomor Hp diganti dan semua data hilang, Hanya bisa berdoa semoga sahabat saya  Fransiskus dalam keadaan sehat entah dimana berada Yang berdiri di tengah tengah adalah Pastor Scgalia yang juga sudah lama tiada.

Terakhir pada tahun 1992 kami bertemu  di Jakarta dan ternyata itulah pertemuan dan sekaligus perpisahan. Karena sejak saat itu, kami tidak lagi saling bertemu dan dapat berita duka bahwa beliau sudah almarhum.

Sejuta Kenangan

Benarlah kata peribahasa "A picture can tell more than one thousand words can do"Selembar foto dapat bercerita lebih banyak daripada seribu kata" Kenangan indah dan sekaligus kesedihan ,karena beberapa orang diantaranya sudah tiada bahkan disaat kami sama sama menua, tidak saling bertemu. 

Karena itu, sejak beberapa tahun lalu, saya dan isteri setiap kali pulang ke tanah air, selalu menjadwalkan kopdar setiap hari. Baik di Padang maupun di Jakarta.

Salah seorang mantan murid saya di SD, terakhir sempat makan bersama di rumah makan Sari Minang di Jakarta, tapi beberapa bulan kemudiann sudah dipanggil Tuhan.

Senyuman dan air mata berpadu, saat menyaksikan foto jadul  padahal saya bukan termasuk tipe laki laki cengeng. Mengapa ya bisa begitu?

Berbagi secuil kenangan 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun