Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Kita Mengutuki Uang?

16 November 2020   05:05 Diperbarui: 16 November 2020   09:48 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wuih, sambil berkali kali mengucapkan :"Alhamdulilah dan matur nuwun" si mbak Jualan jamur lagi lagi menangis.Tapi kali ini tangisnya beda ,kini ia menangis bahagia,karena sudah dapat uang untuk mulai jualan jamu lagi 

Lalu Ketemu Orang Yang Tangannya Buntung

Tampak seorang pria yang tangannya hanya sebelah,jualan kacang . Isteri saya kasihan dan memborong semua kacang yang dibawanya,sambil berucap:" Berapa semuanya mas?" 

"Hmm  semuanya 75 ribu .Emangnya ibu mau borong semuanya?"

isteri saya menyodorkan selembar uang seratus ribu rupiah ,sambil berkata :" Kacangnya saya beli semua ya mas,ini Rp.100.000 dan kembaliannya disimpan saja mas"  

Wuih,wajah pria yang tadinya murung,tetiba ceria dan berulang kali mengucapkan :"Puji Tuhan dan terima kasih"

Nah,untuk menjadikan hari kita penuh berkah,tidak perlu menunggu jadi kaya kan? Dengan uang sejumlah 200 ribu rupiah, setidaknya 2 orang sudah merasa bersyukur dan nama Tuhan dipuji dan dimuliakan .Coba kalau kantong dan dompet kita steril dari yang namanya uang,paling kita bisa bilang:"Kasihan ya si mbak Penjual jamu dan Pria yang tangannya buntung."

Ya ,hanya bisa berucap ,tapi tidak dapat berbuat sesuatu untuk membantu meringankan derita orang, Dan keduanya,mungkin sudah sejuta kali mendengarkan kata kata :"kasihan" ,tapi sama sekali tidak dapat dirasakan nikmatnya oleh keduanya. Dan tentu saja ada ribuan orang disekeliling kita,yang nasibnya seperti si Mbak Penjual Jamu atau si Pria bertangan buntung,bahkan mungkin lebih parah lagi. 

Bagaimana mungkin kita bisa membantu meringankan derita saudara kita,kalau hanya sekedar bisa mengucapkan :" Kasihan ya?" Padahal mereka tidak butuh,kata kata hiburan,yang mereka butuhkan adalah uluran kita,tanpa perlu menunggu kita kaya .

Sepotong renungan di pagi indah ini

"Kasihilah sesamamu manusia"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun