Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Kita Mengutuki Uang?

16 November 2020   05:05 Diperbarui: 16 November 2020   09:48 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang Adalah Akar Segala Kejahatan?

Ada peribahasa mengatakan bahwa :"Money is the root of all evil " Uang adalah akar segala kejahatan. Nah,yang berbuat manusia ,tapi yang dijadikan kambing hitam adalah uang. Padahal uang adalah benda mati,yang tidak dapat berbuat apapun. Lagi lagi hal ini membuktikan bahwa banyak orang yang merasa dirinya selalu benar.

Melakukan berbagai tindak kejahatan untuk memperkaya diri,tapi kalau ketangkap,yang disalahkan adalah uang. Sikap mental segelintir orang,yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang,mengapa harus uang yang dikutuki? Kalau memang benar :"uang adalah akar segala kejahatan"bukankah seharusnya orang ramai ramai membuang  uangnya ke tempat sampah? 

Di era digital ini, jangan lagi kita mau dinina bobokkan oleh peribahasa yang menyesatkan .Coba buktikan,saat kita tidak punya uang di kantong,sudah diperiksa dompet kosong dan saldo di bank empty,yang ada hanya tagihan yang menumpuk tapi belum dapat dilunaskan karena tidak punya uang.Gimana rasanya? Pasti bukan hanya sekedar tidak enak,tapi membuat kita dan keluarga kita hidup sangat menderita. 

Kalau Kita Punya Uang

Selama hidup,saya tidak pernah sekali juga berdoa "minta kaya" kepada  Tuhan. Doa saya sangat sederhana,yakni:"Ya Tuhan,berikanlah kami rejeki secukupnya." Karena orang kaya,selalu merasa kekurangan,sedangkan orang yang hidup berkecukupan,selalu merasa bersyukur.

Mau makan ada uang,mau beli rumah uang cukup.mau beli kendaraan juga uang cukup . Pokoknya apapun kebutuhan kita,uang kita cukup untuk membelinya.Bukankah hal ini jauh lebih bernilai ketimbang jadi orang kaya yang tidak bahagia?

Sewaktu berbelanja di pasar,tetiba tampak si mbak Penjual Jamu lagi duduk dilantai dan menangis meraung raung .memandangi botol botol berisi jamu yang menjadi modal jualannya pecah berantakan. "Modal saya hanya ini Om. Dengan ini saya harus menghidupi 2 orang anak saya.karena suami di phk."

"Hm berapa modal mbak ,untuk jualan jamu?"

" Seratus duapuluh lima ribu Om" 

"Nah,ini uang seratus lima puluh ribu. Mbak beli yang baru dan mulai lagi jualan ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun