Mempersiapkan Diri Sedini Mungkin
Saksikan di sekeliling kita, banyak orang yang baru berusia 60 tahun, tapi seakan kehilangan daya hidup. Jalan mulai tertatih-tatih dan ketika diajak berbicara, tidak lagi menyambung. Sedih banget rasanya.
Tapi sebesar apapun niat baik untuk membantu, mustahil kita dapat memikul beban hidup orang lain. Yang dapat kita ingatkan adalah diri kita sendiri, agar jangan sampai menjadi seperti itu. Seperti kata peribahasa, "Bila anda ingin memperbaiki dunia, maka mulailah terlebih dulu dengan diri sendiri".
Mengapa Orang Cepat Menua?
Seiring dengan bertambahnya usia, maka proses alami akan terus berlangsung. Bahkan Firaun dengan segala kekuasaan dan kejayaannya tak mampu menangkal tibanya hari tua. Suka atau tidak, rambut akan mulai memutih dan tenaga akan semakin berkurang. Dalam banyak hal kita tidak lagi setangguh sewaktu masih muda.Â
Kalau dulu kita bisa lari sejauh 15 kilometer, kini masih bisa juga berlari, tapi hanya sejauh 150 meteran. Intinya tak seorangpun mampu menahan berlangsungnya proses penuaan alami.
Ada satu hal yang tetap bisa dipertahankan adalah menjaga agar daya pikir kita tetap jernih dan tidak mengalami distorsi perjalanan waktu.
Kekuatan pikiran akan memengaruhi sikap mental. Dan bila sikap mental menjadi tergoncang atau roboh, fisik juga akan ikut tumbang. Hal ini yang banyak orang tidak memahaminya.
Kendati pun kata-kata bijak, " You are what you think" (Anda akan menjadi seperti apa yang anda pikirkan) mungkin sudah dianggap kuno, tapi pada kenyataannya masih tetap relevan dari masa ke masa. Kita menjadi tua ketika mulai berpikir "saya sudah tua".
Apabila pikiran ini dibiarkan menguasai diri, maka otak akan mengirimkan perintah ke seluruh organ tubuh. Berpikir bahwa sudah tua membuat proses penuaan pun terjadi karena secara tanpa sadar kita telah melakukan program "menghancurkan diri sendiri." Hal yang kelihatan sangat sepele, tapi menentukan hidup kita di kala usia mulai menua.Â
Hidup sehat hingga menua adalah merupakan harta warisan tak ternilai bagi anak-cucu. Bayangkan, bila orang tua sakit, maka anak-anak yang seharusnya dapat memanfaatkan tabungan hasil jerih payah bertahun-tahun untuk membangun keluarga baru, terkuras untuk membiayai perawatan orang tuanya yang sakit berkepanjangan
Karena itu jangan hanya terfokus pada investasi di bidang keuangan, investasi di bidang kesehatan diri sungguh tak kalah nilainya.
Mungkin ada yang berpendapat kesehatan bukanlah segala-galanya dalam hidup ini. Namun bila kita sudah kehilangan kesehatan, maka apapun yang dimiliki sudah tidak dapat lagi dinikmati. Jangan sampai akibat kelalaian kita, kelak anak cucu kita yang akan menanggung beban.