Sebuah Contoh Kepedulian
Diantara puluhan sahabat Kompasianers yang dengan setulus hati memberikan ucapan Selamat kepada saya untuk pencapaian peringkat "MAESTRO " di Kompasiana, ada komentar dari pak Rudy Gunawan yang membuat hati saya berbunga bungaÂ
Rudy GunawanÂ
Pemegang Rekor MURI sebagai NUMEROLOG PERTAMA di INDONESIA. Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association). Enterpreneur, Speaker, Author, Numerologist.Â
Komentar :
"Wah selamat ya Pak Tjip, memang bapak pantas mendapatkannya.. sepertinya pangkat ini belum ada ya di K? Apakah bapak yang pertama??? Jika iya, mungkin bisa diusulkan utk rekor MURI pak, sapa tahu Kompasiana bisa membantu?"
Jawaban saya:
Selamat pagi pak Rudy Gunawan
Wah, saya juga belum tahu pak, Apakah sudah ada yang lebih dulu meraih Maestro sebelum saya? Mungkin Admin yang tahu ,
Usulan yang membuat hati saya berbunga bunga pak Rudy. Masuk rekor MURI? wuih, mau banget ah, nyaingi pak Rudy heheh
Salam hangat selalu pak
Menemukan Ketulusan Hati
Mengapa Komentar pak Rudy Gunawan ini saya angkat menjadi sebuah tulisan? Tentu saja sama sekali tidak mengecilkan arti kunjungan dan komentar dari teman teman lain yang tak kurang nilainya bagi diri saya.
Tetapi khusus dalam hal komentar pak Rudy ini, saya menemukan sebuah contoh kepedulian terhadap sesama Kompasianers. Padahal sebagai peraih rekor MURI, pak Rudy tidak perlu memikirkan orang lain termasuk saya untuk memiliki kesempatan mendapatkan rekor MURIÂ