Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal yang Banyak Dilupakan

3 November 2020   05:16 Diperbarui: 3 November 2020   05:19 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: Hindari menjadi beban anak cucu dengan merawat kesehatan diri/dokpri

Merawat Diri Agar Jangan Menjadi Beban Bagi Anak Cucu Kelak

Sewaktu masih muda ,pada umumnya orang mau kerja keras siang dan malam,guna meraih impian hidupnya. Dari mulai impian punya mobil pribadi,membangun rumah ataupun punya usaha sendiri. Setelah menikah apalagi setelah punya anak ,maka motivasi kerja keras sudah mulai berubah arah. 

Yakni tidak lagi terfokus pada kesenangan pribadi ,tapi sebagai orang tua yang bertanggung jawab,mempersiapkan masa depan anak anak. Mempersiapkan masa depan anak anak,tidak cukup hanya dengan membesarkan ,merawat dan memberikan pendidikan terbaik bagi mereka,tapi juga mempersiapkan dana bila sudah tiba saatnya mereka melanjutkan studi di universitas. 

Rasanya bilamana hal ini sudah terpenuhi,maka orang tua sangat bersyukur dan merasa lega,karena kewajiban  dan rasa tanggung jawab terhadap pendidikan anak anak sudah tuntas dipenuhi . 

Ada Hal Penting Yang Sering Dilupakan

Hal yang tak kalah pentingnya,tapi sangat sering dilupakan oleh para orang tua adalah menjaga kesehatan diri. Bahkan tidak sedikit yang masih bergayut dengan pola berpikir konservatif,yakni :"Bila saya sudah tua dan sakit sakitan, nanti ada anak yang akan merawat " Maka dengan meletakkan cara berpikir yang keliru ini dalam menjalani hidup,maka secara tanpa sadar ,orang tua merasa tidak perlu lagi menjaga kesehatannya. Apalagi bila sudah pensiun. 

Kalau biasanya bangun pagi jam 4.00 subuh,maka sejak pensiun baru bangun jam 9.00 ,terus sarapan dan duduk dikursi goyang. Mengantuk dan tidur lagi. Jelang siang bangun dan makan siang. Terus mondar mandir dalam rumah  dan kembali kesingasana yakni kursi goyang. Duduk sambil terkantut kantuk dan tidur lagi.Enak banget rasanya menikmati acara bebas makan tidur. Tanpa terasa dalam waktu singkat,seluruh daya hidup menurun dan mulai menjadi langganan dokter . 

Jangan  Bebani Hidup Anak Anak

Kelak ketika anak anak menikah,mereka tidak hanya harus memikul tanggung jawab terhadap keluarga mereka,tapi juga harus memikul beban orang tua yang tergeletak sakit. Sebebal apapun seorang anak,mustahil ia bisa berbahagia bersama keluarganya,sementara orang tuanya terbaring sakit 

Kami bersyukur kepada Tuhan ,karena sudah merawat diri sejak dari muda,maka disaat usia kami sudah tidak lagi muda,tetap sehat lahir batin. kami berdua mengerjakan semua urusan pribadi tanpa menganggu anak cucu.. Dan setiap kali anak anak menelpon:" Papa mama bagaimana ?"

Dan dengan bangga kami menjawab :"Puji Tuhan,papa mama berdua sehat" dan anak anak kami sangat lega. Mereka dapat fokus  untuk mengurus anak anak mereka. Pernah beberapa tahun lalu saya terpeleset ditangga pesawat dan cidera pada tulang rusuk. Sebulan di rumah sakit kota Wollonggong,maka betapa sibuknya anak anak kami. Putri kami setiap hari datang dan putra kami serta cucu kami harus terbamg 7 jam ,untuk mmembezuk saya dirumah sakit. 

Sejak saat itu saya semakin sadar,bahwa kesehatan diri kami sebagai orang tua,ikut mempertaruhkan masa depan anak anak kami. Kami semakin mawas diri,agar selalu sehat lahir batin Dan bersyukur kepada Tuhan,hasil total medical check up kami baru baru ini di Shenton Medical Centre ,kami dinyatakan sehat dan tidak ada angka rapor kesehatan yang merah. 

Ditulis berdasarkan pengalaman pribai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun