Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebelum Pindah Kewarganegaraan Silakan Dibaca Tulisan Ini

14 Oktober 2020   10:20 Diperbarui: 14 Oktober 2020   11:22 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: depositophotos.com

Tulisan Bebas Unsur Politik

Saya hanyalah seorang kakek yang merupakan salah satu dari total 254 juta orang Indonesia, yang tersebar tidak hanya di Nusantara tapi juga yang tercecer diberbagai belahan dunia. 

Dan sebagai orang yang sudah lama tidak bisa pulang kampung karena di-lockdown oleh miss Corona, maka saya sungguh tidak paham apa yang sesungguhnya terjadi di tanah air.

Yang menjadi keprihatinan saya adalah begitu banyak adik-adik dan anak-anak kita, yang saking merasa tidak diperhatikan suaranya, ngambeg dan serempak berteriak "Kami mau pindah kewarganegaraan!"

Karena itu saya tulis artikel ini bukan bermaksud membujuk bujuk, tapi hanya sekedar sebuah masukan dan renungan yang mungkin ada manfaatnya.

Pindah Sekolah

Salah satu seorang sahabat saya sesama asal dari Padang sering bertemu di Jakarta karena kebetulan sama-sama tinggal di daerah Kemayoran di jakarta Pusat, sehingga sering bertemu saat berbelanja atau lagi minum kopi di warung yang sama. Pak Muchtar sahabat saya lagi bersedih hati karena tetiba cucunya bersikeras mau pindah sekolah. 

Alasannya Rumah Sekolah di mana ia sudah sekolah sejak SD hingga kini di SMP, sejak Kepala Sekolah baru, banyak benar aturan yang tidak sesuai dengan harapan siswa. 

Masih menurut cucunya, bukan hanya dirinya tapi ada puluhan siswa yang juga ingin pindah sekolah. Nah, sebagai sesama orang sekampung, saya mencoba memberikan saran kepeda Pak Muchtar agar sebaiknya jangan buru-buru pindah karena tidak gampang mencari rumah sekolah yang sesuai dengan kemauan kita,.

Tapi ternyatapak Muchtar tidak berhasil membujuk cucunya dan akhirnya bersama dengan puluhan siswa lainnya, melakukan demo terhadap Kepada Sekolahnya dan menyatakan diri keluar dari rumah sekolah dan pindah ke sekolah yang lain.

Pingin Masuk Sekolah Elite

Masih melanjutkan kisah pak Muchtar, cucunya sudah mencoba mendaftar di salah satu SMP yang terkenal di Jakarta dengan ditemani ayahnya. Ternyata jawaban yang diterima adalah "Hanya menerima siswa dengan rata-rata angkanya bernilai A". Maka cucu pak Muchtar bersama ayahnya pulang dengan sedih karena cucu pak Muchtar yang bernama Joni, nilai rata-ratanya hanya C.

Mencoba Lagi Sekolah lain

Ada SMP lain yang cukup terkenal Dan sama sekali tidak peduli dengan angka rapor Joni, asal mau membayar uang pembangunan senilai 20 juta rupiah. Nah, dari mana dapat uang sebanyak itu? Maka kembali niat untuk pindah sekolah tertunda. Mencoba mendatangi SMP lainnya.  

Ternyata ada SMP yang mau menerima, asal bersedia mengulangi di kelas 1 SMP karena seluruh pelajaran dalam bahasa Inggris. Dan hal ini, masih belum berbicara mengenai uang pembangunan.

Hingga saat ini, setahun lebih sudah berlalu, dan cucu pak Muchtar yang bernama Joni masih belum mendapatkan sekolah yang sesuai dengan seleranya. Ada SMP yang sangat disenanginya, tapi syarat masuk selain dari angka rapor yang rata-rata A, juga uang pembangunan yang tidak terjangkau oleh kantong orang tuanya.

Ini baru cerita tentang pindah sekolah, apalagi mau pindah kewarganegaraan. Bayangkan untuk masuk saya perlu Visa yang berbelit-belit, jangankan mau tinggal menetap di negeri orang.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun