Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lindungi Anak Istri Kita dari Predator Berbulu Domba

13 Oktober 2020   20:15 Diperbarui: 14 Oktober 2020   04:01 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Sampai Mengajak Srigala Masuk Dalam Kehidupan Keluarga Kita

Mawah atau kehormatan diri yang disebut juga sebagai martabat tidak ditakar berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki seseorang. Dan juga bukan mengacu pada deretan titel yang disandang. 

Setiap manusia pada hakekatnya memiliki kehormatan diri sesuai dengan harkat manusia itu sendiri. Juga tidak dapat diukur berdasarkan faktor usia. Secara umum memang orang yang usianya sudah lanjut merupakan sosok yang di hargai dan dihormati berdasarkan faktot usia. Tetapi bukan berarti dapat dengan serta merta dipercayai dalam segala hal. Buktinya ada banyak pelaku pelecehan terhadap wanita adalah orang yang sudah seusia ayah atau kakeknya. Malahan boleh jadi dipanggil dengan sebutan "Ayah" atau "kakek", tetapi perbuatannya bertolak belakang dengan panggilan kehormatan yang disematkan kepadanya

 Orang yang mendapatkan sebutan sebagai orang yang dihormati dan dimuliakan masyarakat ternyata dalam sikap, tutur kata, dan perilakunya sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia memang layak disebut dengan panggilan kehormatan Kata "marwah" seirama dengan kata "martabat" yang masih berada dalam satu bingkai dengan kehormatan atau kemuliaan diri yang etisnya bukan kita yang menyebutkan atau menyuruh orang untuk memanggil kita dengan panggilan kehormatan tersebut, melainkan diberikan kepada kita sebagai rasa hormat dari orang lain.

Kilas Balik Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Menerima panggilan kehormatan, seharusnya dimaknai dengan  rasa tanggung jawab moral agar sikap, tutur kata dan perilaku kita disesuaikan dengan makna yang tersirat dalam sebutan tersebut.

Sebagai contoh,  saya dipanggil dengan sebutan Ayahanda atau Opa maupun Papa dan isteri saya di panggil dengan sebutan Ibunda atau Oma  Kendati  yang memanggil secara biologi sama sekali tidak ada pertalian darah.  Hal mana seharusnya merupakan ujud rasa hormat dan rasa sayang yang mendalam terhadap diri saya dan isteri,serta sekaligus merupakan sebuah apresiasi tak ternilai.Bayangkan ada orang yang mau memanggil diri kita dengan :"Ayah dan Bunda " atau :"Opa dan Oma" sungguh sebuah hal yang mengharukan .

Buktikan dengan Sikap Mental.Bahwa Diri Kami Memang Patut Dihargai

Saat saya berhadapan dengan sosok orang yang memanggil dengan salah satu sebutan tersebut, maka dalam pikiran dan hati saya sudah harus mampu menempatkan diri sebagai Ayahanda atau Opa. 

Bilamana yang memanggil saya adalah seorang wanita, maka  ketika saya bercanda di dunia maya ataupun di dunia nyata, maka candaan saya seharusnya berada dalam kerangka bercanda antara seorang kakek dan cucu-cucunya atau  antara seorang ayah dan anak anaknya. Bukan dalam konteks antara seorang pria dan wanita, Bahkan bila saya memeluk mereka ,bukan pelukan dari seorang laki laki terhadap wanita ,tapi seorang ayah dan kakek yang memeluk cucu perempuannya.

Bilamana pikiran saya, sikap yang ditunjukkan baik dalam kata-kata maupun dalam perilaku saya keluar dari kerangka hubungan ayah dan anak atau hubungan antara kakek dan cucu-cucunya, maka pada saat itu sebutan Ayahanda atau Opa maupun sebutan kehormatan diri lainnya sudah kehilangan marwahnya. Dan diri saya tidak layak lagi menerima panggilan kehormatan dan kasih sayang tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun