Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nama Siapa yang Ada dalam Doa Kita?

7 Oktober 2020   20:05 Diperbarui: 7 Oktober 2020   20:26 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: crosswalk.com

Itulah Orang Yang Kita Sayangi

Pertanyaan diatas tentu saja tidak harus dijawab karena setiap orang berhak memiliki ruang privasi yang tidak boleh disentuh oleh siapapun kecuali oleh The Giver of Life atau Sang Pemberi Kehidupan. 

Orang mau berdoa atau tidak itu urusan pribadi dengan Tuhan. Siapapun adanya diri kita sama sekali tidak berhak mengintervensi atau menerobos ruang pribadi seseorang. 

Tulisan ini hanya sebuah renungan diri yang dibagikan dengan harapan setidaknya dapat merupakan sebuah masukan. Mungkin kita masih ingat sebait lirik lagu "Di doa ibuku, namaku disebut " Nah, sesungguhnya hal ini bukan hanya sebatas dalam lirik lagu, tapi terjadi dalam hidup kesaharian kita.

Seperti yang sudah pernah saya akui, diri saya jauh dari sikap seorang agamis. Boro boro mengajari orang berdoa, malahan sejujurnya doa saya tidak lebih dari satu menit.

Bahkan tidak jarang hanya dalam hitungan detik bila malam sudah larut dan mata saya tidak dapat lagi diajak berunding. Hanya satu kalimat yang saya ucapkan "Terima kasih Tuhan, untuk semua yang sudah saya terima hari ini.. Saya sudah sangat mengantuk dan ingin tidur. Maka saya serahkan jiwa raga saya dan keselamatan seluruh keluarga saya kedalam perlindunganMu ya Tuhan, Amin" Dan dalam hitungan menit selanjutnya saya sudah  terlelap dalam mimpi

Isteri Saya Lebih Rajin

Dalam hal berdoa, isteri saya jauh lebih rajin. Walaupun secara umum dianggap  seorang suami yang juga adalah Kepala Keluarga, seyogyanya menjadi imam yang memimpin doa dalam keluarga. 

Tapi kalau dalam kenyataannya ternyata yang terjadi tidak seperti itu, mau diapakan lagi? Apakah harus berpura pura untuk memberikan gambaran atau image bahwa diri saya adalah sosok yang patut dijadikan contoh teladan?

Jawabannya boleh jadi jawabannya berbeda dan tulisan ini bukanlah bertujuan memberikan penilaian, melainkan semata mata berbagi kisah hidup yang sesungguhnya.

Tapi kelak, saya sadar diri bahwa berdoa bersama sama jauh lebih baik ketimbang kami masing masing berdoa sendiri sendiri  Dan kami  sudah sepakat agar  bersama sama dengan saling berpegangan tangan setiap kali berdoa Menyebutkan nama kedua putera dan putri kamiserta seluruh anggota keluarga mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun